tag:blogger.com,1999:blog-74537394007876750952024-03-18T10:02:44.600+07:00MasichangMemberi makna pada Kesederhanaanmasichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.comBlogger333125tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-36298065371204740362023-07-14T16:52:00.002+07:002023-07-14T16:52:25.828+07:00Melirik Jalur Prestasi dalam bersaing di PPDB<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlzPr0yhLWuJELJqLezTpJxghOSueNx-OPJfoVST4T68I0M-ObTLhDsHvJYC1CLh7_2-E_cixhdo7atFRVnzO_HiMVFW--cNKiOPHHHkyEEYNgpwRbul6aNF9sk5WoCLrOr00mjvDJjEdA0Mq1ikc2g5QPtQXYXvBy0PonZoiuqb5PjlU0itNdkBEqoh8q/s299/ppdb.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="299" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlzPr0yhLWuJELJqLezTpJxghOSueNx-OPJfoVST4T68I0M-ObTLhDsHvJYC1CLh7_2-E_cixhdo7atFRVnzO_HiMVFW--cNKiOPHHHkyEEYNgpwRbul6aNF9sk5WoCLrOr00mjvDJjEdA0Mq1ikc2g5QPtQXYXvBy0PonZoiuqb5PjlU0itNdkBEqoh8q/s1600/ppdb.jpg" width="299" /></a></div><p><br /></p><p> Memilihkan sekolah bagi anak-anak seperti sebuah seni, seni mensinkronkan keinginan dan peluang. apalagi di era modern dengan sistem yang tak semua orang tua familiar dengan komputerisasi seperti sekarang. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang telah beralih menggunakan sistem komputerasi menuntut para orang tua memahami skema dan mekanisme proses masuk ke sekolah baru.</p><p>Begitupun bagi yang telah mafhum dan mahir mengoperasikan komputer, tak menjadikannya mudah. karena juga harus tahu bagaimana alur dan kriteria jalur penerimaan. dimana yang paling sering menjadi polemik adalah jalur zonasi, atau jalur penerimaan yang memungkinkan siswa mendaftar di sekolah dimana terdapat pembatasan area lokasi sekolah.</p><p>Menjadi polemik tersebab banyak kejanggalan yang terjadi, yaitu banyak siswa yang ternyata berdomisili di luar batas jarak yang disyaratkan untuk mendaftar ke sebuah sekolah. Ataupun carut marut yang terjadi pada pendaftar yang memilih jalur afirmasi dimana seharusnya tak berhak memanfaatkan jalur tersebut namun pihak-pihak tertentu dapat menerbitkan keterangan yang membuktikan keafirmatifannya.</p><p>Terjebak arus besar</p><p>Para orang tua kebanyakan begitu bernafsu mendaftarkan putra-putrinya dengan memanfaatkan jalur zonasi, karena yakin bahwa jarak domisili rumah dan sekolah masih di dalam jarak yang disyaratkan. walau sejatinya tahu dan menyadari bahwa kejanggalan rawan terjadi di jalur ini. mereka tidak menyadari faktor X yang terkadang diluar penilaian dan tak terprediksi. </p><p>Terbukti kemudian, saat peringkat putra-putrinya tergeser secara tidak wajar oleh pesaing-pesaing yang menggunakan faktor X, dengan sejadinya mereka berontak, tanpa strategi dan membabi buta. teringat pepatah lama mengatakan "ubahlah apa yang mampu diubah, dan jangan berusaha mengubah apa yang di luar kemampuan!" artinya, setiap orang memiliki batasan kemampuan, kuasa atau pengaruh. mendobrak kejanggalan itu di luar batasan kemampuan sendiri biasanya akan berakhir seperti bertemu tembok besar yg sulit diruntuhkan, walaupun kadang berhasil namun hanya 1 berbanding seribu kejadian.</p><p>Menyusun strategi sejak awal</p><p>Ketika PPDB mulai dibuka yang pertama saya lakukan adalah membuat riset, bukan riset major hanya riset kecil kecilan. saya mengumpulkan data-data setiap sekolah yang di jaman jejaring internet telah menggurita ini sangatlah mudah mendapatkannya.</p><p>Mulai dari jarak sekolah, akreditasi sekolah, prestasi sekolah, nilai rata-rata penerimaan, nilai rata-rata lulusan, bahkan sampai testimoni mengenai sekolah bisa discraping dengan mudah dari internet. menyusunnya dalam sebuah standar statistika dan mencari sekolah yang paling relevan dengan kondisi sendiri.</p><p>Dengan begitu dapat menyusutkan pilihan sekolah dan mendeskripsikan dengan baik letak kelebihan dan kekurangannya. dan kemudian menyesuaikan dengan kebutuhan dan kecocokan dengan minat anak.</p><p>Berikutnya adalah memilih jalur yang paling sesuai dengan kemampuan. baik apabila sudah dimafhumi bahwa jalur zonasi adalah jalur yang sulit dan penuh aral rintang baik secara kasat mata maupun tak kasat mata. maka sebisa mungkin jalur ini coba saya hindari. </p><p>Jalur Prestasi yang jarang dilirik</p><p>Sedikit yang mencoba bertarung di jalur prestasi, tersebab jarang yang mempersiapkan jauh-jauh hari. memang sedikit yang memiliki prestasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat baik akademik maupun non-akademik.</p><p>jalur non-akademik yang saya pilih dan dipersiapkan dengan baik kepada anak adalah dengan mendisiplinkan mereka di jalur tahfidz. jalur ini juga jalur prestasi yang masih diapresiasi dalam PPDB dengan poin yang cukup tinggi. oleh karena itu jalur ini masih sangat mungkin untuk dikejar dalam bersaing untuk PPDB.<br /><br /></p><p><br /></p>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-8287057609763707802023-07-13T11:26:00.010+07:002023-07-13T11:57:29.103+07:00Puisi ga harus membosankan<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhclRfI_lsF1iysOYqULW-JRniKJ6KIYg8FjsKfRf6I8Nk5Sp1TL-51VwTJTzQSs-RhQdLiHNaCrVcALWwiDXB5Go6Zg4nKZGUtykuBBRN7XMGi-wyZVueeKEvEgcIPM1KAsZ-59v4HjPu_qxoRjhXHeg3Tm4_sVjsVWOJASzJIOxuFBBPX1SiCg7c07LBV/s332/Panji_Sakti.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="332" data-original-width="220" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhclRfI_lsF1iysOYqULW-JRniKJ6KIYg8FjsKfRf6I8Nk5Sp1TL-51VwTJTzQSs-RhQdLiHNaCrVcALWwiDXB5Go6Zg4nKZGUtykuBBRN7XMGi-wyZVueeKEvEgcIPM1KAsZ-59v4HjPu_qxoRjhXHeg3Tm4_sVjsVWOJASzJIOxuFBBPX1SiCg7c07LBV/s320/Panji_Sakti.jpg" width="212" /></a></div><br /><br /><br />Mungkin tak semua mengenal Panji Sakti, tapi setidaknya pernah mendengar lantunan karyanya di latar musik reels instagram, atau youtube atau sportify. Musikalisasi Puisi memang bukan hal baru di dunia pegiat seni, namun mas Panji Sakti sepertinya mampu menggubah lantunan harmoni yang merdu didengar telinga untuk puisi-puisi itu.<div><br /><p></p><p>Saya pun ternyata baru tahu kalau mas Panji sudah lama memusikalisasi puisi, seperti pada puisi karya Soni Farid Maulana berjudul Sangen yang telah dimusikalisasi oleh mas Panji dan rilis pertama di tahun 2016 silam. kekuatan musikalisasi puisi adalah pada liriknya yang dalam dan syarat makna, ditambah dengan harmonisasi nada yang ringan membuat sebuah karya musikalisasi puisi mendayu-dayu dalam ruang dengar.</p><p><br /></p><p>Juni 2023 silam, mas panji merilis satu karya kembali yaitu memusikalisasi puisi Moch. Syarif Hidayat yang berjudul Kepada Noor, sebuah puisi yang ditulis yang ditujukan kepada sang istri yang bernama Siti Nurbaya. namun saat penulis menggunakan tanda hubung dan permulaan huruf besar pada puisinya "-Mu" maka puisi ini menjadi semakin menarik dan multitafsir.</p><p><br /></p><p>Kemudian mas Panji memusikalisasinya dengan harmoni yang apik dan merdu, mendayu dan menarik sisi romantika pendengar. Menjadikan lantunan Kepada Noor sering digunakan di beberapa platform media sebagai latar musik.</p><p><br /></p><p>Pada akhirnya, sederhananya diksi-diksi pada puisi dan ringannya lantunan harmoni yang didengar membuat musikalisasi Kepada Noor merebut perhatian kalangan yang selama ini justru tidak tersentuh oleh segmen karya musikalisasi puisi. Viral lah karya tersebut dan mungkin tinggal menunggu waktu mas Panji lebih dikenal dan karyanya semakin sering terdengar.</p><p><br /></p><p>Setidaknya hingga saya menulis ini beberapa karyanya selalu menemani daftar putar saya. seperti "Jiwaku Sekuntum Bunga Kemboja", "Tanpa Aku", dan "Sang Guru" karya musikalisasi puisi yang dikemas dengan lantunan nada yang ringan dan nyaman untuk menemani saat-saat sendiri.</p><p><br />sukses terus mas Panji, saya telah menjadi fans karya-karya anda..! </p></div>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-13569090575407626682023-05-31T17:10:00.002+07:002023-05-31T17:11:27.356+07:00Ketika Belanja Menjadi Olahraga Utama<p><span> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBPOyye2gTSdKqRJMPNeuJQIfWLSRmaHTfm6Y0gk3a6JJPpIrxv4DsjZYJrZThA4nDnA7G52KbGPlx2Lv6651PdUF74MSWEou4nAGfJNFIdxJRSaewAqoT6ihMTKXFdzMd7JplUGIXDmEmfWuvYVQzGAPC1gZVdcmGvOuYAZ390I-bKj0VB9UvwvhN9Q/s500/Bahaya-Perilaku-Konsumerisme-Materialisme-Hedonisme-Pada-Kehidupan-Seseorang-01-Finansialku.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="337" data-original-width="500" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBPOyye2gTSdKqRJMPNeuJQIfWLSRmaHTfm6Y0gk3a6JJPpIrxv4DsjZYJrZThA4nDnA7G52KbGPlx2Lv6651PdUF74MSWEou4nAGfJNFIdxJRSaewAqoT6ihMTKXFdzMd7JplUGIXDmEmfWuvYVQzGAPC1gZVdcmGvOuYAZ390I-bKj0VB9UvwvhN9Q/s320/Bahaya-Perilaku-Konsumerisme-Materialisme-Hedonisme-Pada-Kehidupan-Seseorang-01-Finansialku.jpg" width="320" /></a></div><br /> Kita akan berbicara tentang fenomena yang terkenal di seluruh dunia, yaitu konsumerisme. Apakah Anda juga salah satu penggemar belanja? Jika ya, maka Anda berada di tempat yang tepat! Dalam tulisan ini, saya akan membahas konsumerisme dengan sentuhan humor yang akan membuat Anda tertawa sambil merenungkan betapa gilanya dunia belanja modern. <div><br /><p></p><p><span> </span>Konsumerisme tidak hanya tentang membeli barang, tetapi juga tentang kekuatan kemasan. Apakah Anda pernah membeli sesuatu hanya karena terpikat oleh kemasannya yang menggemaskan? Misalnya, bayangkan jika ada biskuit berbentuk kucing dengan wajah yang menggoda Anda untuk memakannya. Dalam hal ini, kucing itu mungkin bisa memenangkan hati Anda, tetapi apakah rasanya juga memenangkan lidah Anda? Kemasan yang kreatif seringkali berhasil mencuri perhatian kita, tetapi setelah membuka paketnya, kita sering kali mendapati isi yang tidak sebanding dengan harapan. Itulah saat anda sedang diserang oleh perang kemasan industri modern.</p><p><br /></p><p><span> </span>Apakah Anda pernah membeli barang baru yang begitu dinanti-nantikan, hanya untuk menemukan versi yang lebih baru muncul hanya beberapa minggu kemudian? Kita semua telah menjadi korban dari fenomena ini. Apakah itu ponsel cerdas terbaru, tablet, atau bahkan sepatu terkenal, konsumerisme seringkali membuat kita merasa terjebak dalam siklus tak berujung. Ironisnya, seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi, barang-barang baru kita sering kali lebih cepat ketinggalan zaman daripada kecepatan Internet di masa lalu! Jadi sekarang semakin sadar kalau baju yang di dalam lemari itu jauh lebih banyak yang ga digunakan daripada yang digunakan kan? bendalah yang ketinggalan jaman, bukan orangnya.</p><p><br /></p><p><span> </span>Kita tidak bisa membahas konsumerisme tanpa menyentuh peran iklan dalam hidup kita sehari-hari. Setiap kali kita menghidupkan TV atau membuka browser, kita diserang oleh iklan yang berjanji untuk menjadikan hidup kita lebih baik, lebih indah, atau lebih menarik. Mereka menggunakan model-model cantik dan pria tampan untuk memperdaya kita, seolah-olah memiliki merek tertentu akan membuat kita menjadi versi yang lebih baik dari diri kita sendiri. Oh, tentu saja, ini semua bercanda! Siapa yang bisa melupakan saat di iklan pasta gigi, orang-orang yang tersenyum menggunakan baju tidur di pagi hari dan berpenampilan segar seolah-olah mereka baru saja keluar dari salon? Jadi, selalu ingat bahwa kehidupan nyata biasanya jauh dari yang ditampilkan di iklan.</p><p><br /></p><p><span> </span>Konsumerisme adalah fenomena global yang tidak dapat dihindari. Namun, dengan sedikit humor, kita dapat melihat sisi lucu dari segala gila belanja yang terjadi di sekitar kita. Ingatlah untuk tidak terlalu tergoda oleh kemasan yang menggiurkan, jangan biarkan diri Anda tertinggal oleh produk yang selalu diperbarui, dan jangan percaya sepenuhnya pada iklan yang menjanjikan dunia yang sempurna. Mari kita belanja dengan bijak, menghargai apa yang kita miliki, dan tak lupa untuk selalu menambahkan sentuhan humor dalam perjalanan kita menjadi konsumen yang lebih cerdas!</p><p><br /></p></div>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-24878588043303410202022-10-31T10:44:00.003+07:002022-10-31T10:45:57.025+07:00Perihal Mengagumi<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcOSsoovtckBnMWu2pp7Yo0_Bi9JN6QdZOVwkjmm6fm9IZy1c4gIcZQhNQ-LVrX2FWm1FlO6Hr0uWxQg9XWsTO_N0JsXWv8LZqv6XXhYLc82XUpb10vFivO8EzOzBC3h3pzEqFCJ26pzGDY4GhKevuQWsyxFHlghIiJpBhrT1aL7LHumWhsvSTHWmJZQ/s300/makeup.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="168" data-original-width="300" height="168" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcOSsoovtckBnMWu2pp7Yo0_Bi9JN6QdZOVwkjmm6fm9IZy1c4gIcZQhNQ-LVrX2FWm1FlO6Hr0uWxQg9XWsTO_N0JsXWv8LZqv6XXhYLc82XUpb10vFivO8EzOzBC3h3pzEqFCJ26pzGDY4GhKevuQWsyxFHlghIiJpBhrT1aL7LHumWhsvSTHWmJZQ/s1600/makeup.jpg" width="300" /></a></div><br /><p></p><p class="MsoNormal">......<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Tak mudah untukku, Melupakan semua<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Yang pernah terjadi, Kau begitu dalam<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">T'lah tertanam di hati, Dan hidupku<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Kusesali semua, Kehilangan dirimu<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Membuatku tersadar, Apa yang harus aku lakukan<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Bila kau pergi tinggalkanku?, Sungguh ku tak bisa jauh, Dari
dirimu<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">.....<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">(Patah – Iwan Fals)<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Lirih
mengalun dendang dari pemusik legenda Indonesia di ruang kabin kendaraan, berasal
dari pemutar musik di dashboard. Menurut para pengamat musik, fokus ke alunan
musik dapat menaikkan mood sedangkan fokus ke lirik dapat menimbulkan rasa. Sejak
mengenal karya-karya bang Iwan selalu fokusnya adalah lirik karena selalu ada
pesan yang ingin disampaikan.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Duduk sebagai
co-pilot adalah istri sendiri, ya masak istri orang? Seperti yang lalu-lalu
sambil menatap lekat lekat cermin yang tersemat di sunvisor. Wanita tak akan
bisa lepas dari makeup gearnya, memoles yang seharusnya tak lagi perlu dipoles,
memperindah yang dari sananya sudah indah. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“menurutmu,
kalau ada wanita yang cukup cantik ada di hadapanmu apa yang akan kamu lakukan?”
tiba-tiba pertanyaan meluncur deras dari bibirnya, memberikan perkara yang
cukup pelik untuk dibalas.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“aku
akan mengaguminya.” Kujawab dengan tanpa menoleh, karena memang pandangan harus
tetap tertuju ke jalan lurus yang ada di depan kaca mobil ini.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tangannya
berhenti mengusapkan kuas kecil dari pipinya, menoleh sebentar ke arah sopir
sambil menahan sesuatu yang tak harus ditahan. “bukankah ajaran agama kita
menganjurkan untuk menjaga pandangan?”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“setelah
kagum, baru aku akan menunduk” begitu selorohku, sontak membuatnya menutup
semua makeup gearnya dan bertindak serius bak pengawas ujian skripsi. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Segera kaca
jendela kubuka sedikit, membiarkan udara segara pagi menelisik masuk perlahan
ke dalam kabin kendaraan. Sepertinya radar kelaki-lakianku sudah memberikan
sinyal bahwa perang dunia akan segera hadir.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“jelaskan
maksud kagum tadi?” pintanya dengan sedikit memberikan tatapan mengintimidasi,
tatapan yang sama yang dia berikan di awal bulan saat gaji baru saja masuk
rekening.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"></p><blockquote>“Jika salah seorang dari kalian melihat wanita yang
mengagumkannya, maka hendaklah ia mendatangi (menggauli) isterinya. Karena apa
yang dimiliki wanita tersebut sama dengan yang dimiliki oleh isterinya.” (HR.
Tirmidzi)” biarkan penjelasan perawi ini yang menjelaskan.</blockquote><o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Laki-laki
dianugerahi dengan impuls nafsu yang paling besar adalah dari pandangan,
berbeda dari wanita yang impuls terbesarnya adalah rasa. Dengan kepungan
budaya, kemajuan teknologi dan bahkan premis-premis akan dunia kewanitaan
laki-laki sungguh berada di dunia yang akan selalu merangsang matanya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sekuat
mata menahan dan menunduk, maka godaan itu walau hanya sekelebat akan mampir di
mata lelaki. Menggelitik area yang tak gatal bahkan tak dapat digaruk. Melawannya
justru semakin besar imagi yang tampil dan menggoda. Namun juga bukan alasan
untuk membiarkan jelalatan dan terdedah.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Pun,
menurut Buya Hamka “Meskipun kita ke Mekkah, tetapi jika yang diburu oleh hati
adalah hal-hal yang buruk, maka setan dari golongan jin dan manusia akan
berusaha membantu kita untuk mendapatkannya."<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Hati,
memerankan fungsinya sebagai kunci untuk membuka pintu ma’siyat atau segera
menutupnya. Banyak perselingkuhan dimulai hanya dari pertemuan, namun kemudian
hati membiarkan pintunya terbuka. Laki-laki yang memiliki pengendalian penuh
akan hatinya begitu kuat memegang kunci hatinya. Tak membiarkan rasa berlanjut
dengan cara mengunci rapat pintunya, pertemuan itu hanya terhenti di sebatas
kagum. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kemudian
menutup setiap peluang untuk menjadi jalan masuknya rasa, walau hanya sebuah ‘say,
hi’ dalam bentuk apapun. Karena laki-laki begitu lemah soal rasa, dia akan
meluap atau justru akan tenggelam. Sebelum itu terjadi, hatilah penentunya.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>“Darimana
aku tahu, kalau kamu memang telah menutup hatimu untuk wanita lain?” sergahnya
kemudian. “aku boleh cemburu kan? Terus kenapa kamu seperti ga terima kalau aku
cemburu?”<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">Syukurlah pagar kantor telah
terlihat, dan tak perlu kujawab pertanyaan maha hebat itu.<o:p></o:p></p>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-58402515153648001012022-10-27T09:46:00.005+07:002022-10-27T09:47:35.081+07:00Mengulik Kewajiban PPN atas Jasa Angkutan Umum Darat<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFzOuROy6k5-Rt-labS6kW6kFf98GG5OkWFHrgwDAp-CQLA-RR91AR_p4N80pltQjOScdvzXqPifikQovUYw747ZsN7Tp72TlIaj3-Y4UQ8Ru6Iqg3jFccMRh3D5BU6kU5MJrZqBkLsET3uMNs-xIuEfI-nv9fcGJnfIzPp9K_o_1SkIgXGYID25Ypyw/s1128/20160321-rolan-ilustrasi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="451" data-original-width="1128" height="128" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFzOuROy6k5-Rt-labS6kW6kFf98GG5OkWFHrgwDAp-CQLA-RR91AR_p4N80pltQjOScdvzXqPifikQovUYw747ZsN7Tp72TlIaj3-Y4UQ8Ru6Iqg3jFccMRh3D5BU6kU5MJrZqBkLsET3uMNs-xIuEfI-nv9fcGJnfIzPp9K_o_1SkIgXGYID25Ypyw/s320/20160321-rolan-ilustrasi.jpg" width="320" /></a></div><br /><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hingga artikel ini ditulis Pemerintah
masih melakukan pembahasan rancangan peraturan pemerintah (RPP) turunan
Undang-Undang (UU) No.7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Nantinya,
dalam RPP tersebut akan ditegaskan terkait dikenakan atau tidaknya pajak
pertambahan nilai (PPN) untuk jasa angkutan umum di moda darat dan air.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tentu saja para pengusaha yang
bergerak di bidang jasa angkutan umum sedang menunggu-nunggu pengaturan secara
jelas mengenai teknis pemungutan PPN yang harus mereka lakukan. Dalam hal ini
lebih kepada teknis penerbitan faktur yang menjadi kewajiban para Pengusaha
Kena Pajak.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Seperti yang diketahui
sebelumnya, dengan telah disahkannya Undang Undang No.7 tahun 2022 mengenai Harmonisasi
Peraturan Perpajakan, yang salah satunya adalah mengatur perubahan
Undang-Undang PPN No.8 tahun 1983 sdtd UU. No.42 tahun 2009. Salah satu poin
yang diubah adalah Bab 4 mengenai Pajak Pertambahan Nilai pada pasal 4A ayat
(3) yaitu pada poin j bahwa ‘jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa
angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
jasa angkutan udara luar negeri.’ Telah dikeluarkan dari jenis jasa yang tidak
dikenai Pajak Pertambahan Nilai.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang berarti bahwa jasa angkutan
umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri, yang
sebelumnya adalah non JKP (Jasa Kena Pajak) menjadi JKP. <o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sehingga jasa angkutan umum di
darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri, setelah
Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan disahkan menjadi dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengingat hal tersebut, maka bagi
Wajib Pajak yang bergerak di bidang jasa angkutan umum yang sebelumnya tidak
diwajibkan berstatus PKP (Pengusaha Kena Pajak), apabila telah mencukupi syarat
secara subjektif dan objektif menjadi wajib untuk mendaftarkan diri sebagai PKP
sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) PMK-197/PMK.03/2013.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meningkatnya status Wajib Pajak
menjadi Pengusaha Kena Pajak ini menimbulkan konsekuensi kewajiban yaitu
memungut<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>PPN yang terutang dan membuat
Faktur Pajak sebagai bukti pungutan PPN (pasal 2 ayat (1) PMK-03/PJ/2022).<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Sedangkan untuk spesifikasi mengenai jasa
angkutan umum yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai merujuk kepada
Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-80/PMK.03/2012 yang menjadi petunjuk
teknis dari Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai nomor 42 tahun 2009. Yang
menggarisbawahi bahwa kendaraan angkutan umum adalah kendaraan bermotor yang
digunakan untuk angkutan orang dan/atau barang yang disediakan untuk umum
dengan dipungut bayaran baik dalam trayek atau tidak dalam trayek, dengan
menggunakan tanda nomor kendaraan dengan dasar kuning dan tulisan hitam.
Tertuang di pasal 1 ayat (1) peraturan tersebut. <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Peraturan Menteri Keuangan tersbeut adalah
petunjuk teknis mengenai spesifikasi kendaraan angkutan umum yang tidak dikenakan
pajak, Sedangkan pada Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan tidaklah
terdapat perubahan, maka dapat dikatakan bahwa antara kendaraan angkutan umum
bernomor polisi kuning bertuliskan hitam dan kendaraan angkutan umum bernomor
polisi hitam bertuliskan putih menjadi sama, yaitu dikenakan Pajak pertambahan
Nilai.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"><br /></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang kemudian menjadi perdebatan
di kalangan pengusaha jasa angkutan umum adalah, dalam prakteknya<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"> angkutan</span><span lang="EN-US"> </span>umum
bernomor polisi kuning bertuliskan hitam harus menerbitkan faktur pajak dengan
kode berapa? Karena apabila kembali merujuk ke Undang-undang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan maka dapat disimpulkan berdasar Pasal 16B ayat (1) poin b
pada Bab IV tentang Pajak Pertambahan Nilai menyebutkan. Pajak terutang tidak
dipungut sebagian atau seluruhnya atau dibebaskan dari pengenaan pajak, baik
untuk sementara waktu maupun selamanya, untuk: penyerahan Barang Kena Pajak
tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu;<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">pada ayat (1a) poin j angka 7,
Jasa Kena Pajak tertentu disebutkan salah satunya adalah, jasa angkutan umum di
darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari jasa angkutan luar negeri. Sehingga dalam hal penerbitan
faktur pajak apakah akan menggunakan kode 070 yaitu tidak dipungut ataukah
menggunakan kode 080 yaitu dibebaskan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><blockquote>Secara jelas, perbedaan pandangan
di kalangan pengusaha jasa angkutan umum ini terjawab pada Siaran Pers yang
dipublikasikan oleh Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan pada
tanggal 31 Maret 2022 yang menegaskan di angka 3 yang berbunyi : Barang dan
Jasa tertentu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">TETAP DIBERIKAN FASILITAS
BEBAS PPN</b>. Yang pada poin b menyebutkan yang termasuk di dalamnya adalah
jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa sosial, jasa asuransi, jasa keuangan,<b>jasa angkutan umum</b>, dan jasa tenaga kerja </blockquote><blockquote>Namun apakah Siaran Pers ini dapat
dijadikan pegangan sebagai landasan hukum dalam menentukan penggunaan kode
faktur? Belum menjawab kegundahan para pengusaha jasa angkutan umum tersebut,
maka sangat diperlukan landasan hukum yang dapat dijadikan rujukan mengenai hal
ini.</blockquote><o:p></o:p><p></p>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-50374251613272546402022-10-17T16:24:00.006+07:002022-10-27T09:49:17.739+07:00Mungkin, Yang Rindu Hanya Kami<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghdU_T0kfVZtqxEpI_HhSCHNr-uzOTi9IpR0zJ6eaftlEfD3_cILzeSboCMLnYI9oFw61HbfXBncPAXNgivMz3wfLcVdPXNVfl41o6shJdExeVVQFaJYQSu2D_A1TQIkdmBHTHwMyMnKjjpMt-5wrq0Lds2Ck671BfRLH8V7awqtLoVEALkQFBT1l7yw/s1600/INDANA.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghdU_T0kfVZtqxEpI_HhSCHNr-uzOTi9IpR0zJ6eaftlEfD3_cILzeSboCMLnYI9oFw61HbfXBncPAXNgivMz3wfLcVdPXNVfl41o6shJdExeVVQFaJYQSu2D_A1TQIkdmBHTHwMyMnKjjpMt-5wrq0Lds2Ck671BfRLH8V7awqtLoVEALkQFBT1l7yw/s320/INDANA.jpeg" width="240" /></a></div><br />Indana, putri ketiga yang selalu paling dekat dengan ayahnya. Tak terasa, sudah menempati tingkat terakhir di sekolahnya. Sekolah yang setara dengan sekolah dasar ini memang sedikit berbeda, memiliki 7 tingkatan kelas dan Indana telah menempuhnya sekitar 6 setengah tahun.<p></p><p><br /></p><p>Di penggal akhir pembentukan karakternya inilah dia wajib menempuh sebuah training yang disebut Dauroh Hamasiyah (DAHAM). Sebuah kegiatan yang mewajibkan santri dipisahkan selama 30 hari dari rumah tinggalnya dan dari keluarganya.</p><p><br /></p><p>Daurah yang makna sebenarnya dalam bahasa Arab yaitu berkeliling atau berputar-putar, adalah sebuah proses yang terus menerus mengulang-ulang suatu kegiatan. Sehingga daurah adalah merupakan sebuah training atau pelatihan yang dilakukan secara berulang untuk menguatkan sesuatu hal kepada seseorang.</p><p><br /></p><p>Hamasiyah bermakna menancapkan semangat atau menguatkan semangat agar santri memiliki bekal yang cukup untuk menjalani proses berikutnya dalam kehidupannya, hamasiyah juga bermakna memberikan motivasi yang tinggi kepada santri untuk lebih baik lagi dalam menghadapi rintangan yang akan datang di proses berikutnya dalam menuntut ilmu.</p><p><br /></p><p>Dalam kegiatan DAHAM, santri diharapkan memiliki peningkatan dalam akhlak, ibadah dan keilmuwan. Sehingga memiliki standar yang tinggi untuk kualifikasi madrasah.</p><p><br /></p><p>Ketika rumah telah menjadi lembah iman dan akhlak dalam peningkatannya, maka madrasah adalah lembah ilmu yang harus dijalaninya.Dan DAHAM memiliki tujuan untuk meningkatkan standar ilmu itu agar setara dengan standar madrasah.</p><p><br /></p><p>Indana menatap kegiatan DAHAM yang mana harus berpisah dengan kami dengan wajah begitu ceria, yang menjadikan kami ikhlas melepasnya, semangatnya akan memberikan kesabaran kami untuk menunggunya 30 hari kemudian untuk kembali ke rumah. </p><p><br /></p><p>Teh hangat buatannya mungkin tak akan menghiasi meja kopi ayahnya sepanjang pagi dan sore sebulan ini. Tiada perempuan mungil yang akan membukakan pintu rumah saat ayahnya pulang dari kantor, setidaknya sebulan ini.</p><p><br /></p><p>Mungkin setiap rindu kami, akan menjadi semangatnya merapal doa doa malam. Semoga...!</p>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-82907437837605657442022-10-05T14:23:00.007+07:002022-10-05T14:31:00.979+07:00Konsistensi<p> <span> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaySretZhkfNz4eRPQJsLleaCmOe3St4OvVnNQQybivrtB19s37zUQEe8eSSA2nBMZR8mv3Yez3idbWkaH3WdCbRfy2aXG6D3U-3YzgbUaZQ65PU7Edy326fx-mI1LVf9Rlbzbl5WtyljCfuf3c1ZH5WW1zVRLPvfySflAtsEcV79xkXvVllqTvGkhEA/s1280/running%20ichang.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="853" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaySretZhkfNz4eRPQJsLleaCmOe3St4OvVnNQQybivrtB19s37zUQEe8eSSA2nBMZR8mv3Yez3idbWkaH3WdCbRfy2aXG6D3U-3YzgbUaZQ65PU7Edy326fx-mI1LVf9Rlbzbl5WtyljCfuf3c1ZH5WW1zVRLPvfySflAtsEcV79xkXvVllqTvGkhEA/s320/running%20ichang.jpeg" width="213" /></a></div><div><br /></div><blockquote style="text-align: center;">Tanpa Komitmen engkau tak akan pernah memulai, tanpa konsistensi engkau tak akan pernah menyentuh garis finish.</blockquote><p> </p><p></p><p><span><span> </span> </span>Pandemi Covid-19 memberikan dampak tersendiri pada tubuh ini, setelah tiga kali terdiagnosis dengan virus ini. Namun semua tidak ada yang tersiakan, mengingat dampak itu maka recovery panjang harus dilakukan. </p><p><br /></p><p><span> </span>Terhitung sejak bulan Mei 2022 langkah pertama diniatkan. Setelah terlihat matahari sedikit menyingsing di peraduannya, bulat tekad untuk menembus kabut. Hawa dingin tak begitu terasa di antara nafas yang memburu. Yup, pada awalnya lari kuanggap hanya aktivitas biasa. Bagaimana tidak lari adalah kegiatan yang tak perlu diajarkan, setiap manusia yang diberi nikmat sehat tentunya sudah memiliki blueprint dalam kepalanya bagaimana harus berlari. </p><p><br /></p><p><span> </span>Namun, nyatanya tak setiap orang mampu mempertahankan durasi lari dengan baik. Sehingga akhirnya ku berfikir pasti ada teknik dan ilmu tersembunyi yang belum ku ketahui mengenai lari yang baik dan benar. Apa lacur, baru juga belum mencapai satu kilometer, rasanya dada panas, tenggorokan kering, dan nafas tersengal seperti dikejar aparat. Endurance kali ini adalah tembok yang harus kutaklukkan.</p><p><br /></p><p><span> </span>Dulu, ketika masih berusia anak SD hampir setiap pekan pak guru olahraga pasti memaksa kami untuk berlari terlebih dahulu untuk menghabiskan waktu olahraga. Endurance masih bersahabat kala itu.</p><p><br /></p><p><span> </span>Memang selama ini masih rutin kujalani latihan sepakbola, namun intensitas aktivitas berlari pada sepakbola dan aktivitas hanya berlari sungguh berbeda. Dalam sepakbola, apabila stamina tidak lagi mendukung masih dapat menyempatkan waktu untuk berjalan bahkan berhenti. Karena di dalam sepakbola bukan hanya berlari namun juga menggunakan otak dan insting terlebih dalam sepakbola adrenalinlah yang menjadi penguasa.</p><p><br /></p><p><span> </span>Berbekal pengalaman pertama dari sekian puluh tahun tidak melakukan aktivitas lari yang membutuhkan endurance inilah kuputuskan untuk terlebih dahulu menggali tentang rahasia berlari. Dan jawaban paling berat yang kutemukan adalah berlari membutuhkan konsistensi, sedangkan konssitensi bukanlah teman terbaik yang pernah menyertaiku.</p><p><br /></p><p><span> </span>Konsistensi adalah komitmen yang terus menerus dipegang, layaknya layang-layang konsistensi adalah benang yang mengikatnya dengan tangan kita. Tanpa konsistensi layang-layang pastinya akan terbang jauh terbawa angin. Kemudian hilang ditelan cakrawala. Berlari membutuhkan tali yang kuat untuk terus menahan godaan agar tetap terus berlari. Berhenti berarti sama seperti menurunkan layang-layang tersebut, dan saat memulainya kembali sama seperti awal menaikkan layang-layang, dimana hal tersebut adalah kegiatan paling sulit untuk bermain layang-layang, begitupun berlari.</p><div><br /></div>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-7523323207178165192022-10-04T16:37:00.003+07:002022-10-04T16:42:12.223+07:00Melayani Itu Kudu Bahagia<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEissTQGrKTE0y4Xbor-gMjCnnwXOyALj2VB0KiTHtUVOhDhypc1gwDOHUOY-4LcZ3X6oYl-WIlKBuLY_OqEBj6eotswT8YPxkMlwa9PuQfVuxxMoxlPmntZ6c8chtVWzVVcYPsQj3OpZBpX5_FbK1RdpZts7QcK_aF6LHbFDVDEQG4jCcBDLecRzv_lvQ/s640/survey-3957027_640.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="640" height="186" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEissTQGrKTE0y4Xbor-gMjCnnwXOyALj2VB0KiTHtUVOhDhypc1gwDOHUOY-4LcZ3X6oYl-WIlKBuLY_OqEBj6eotswT8YPxkMlwa9PuQfVuxxMoxlPmntZ6c8chtVWzVVcYPsQj3OpZBpX5_FbK1RdpZts7QcK_aF6LHbFDVDEQG4jCcBDLecRzv_lvQ/s320/survey-3957027_640.jpg" width="320" /></a></div><p><br /></p><blockquote>Tetaplah menjadi orang baik. Jika beruntung kamu akan menemukan orang baik. Jika tidak kamu akan ditemukan orang baik. ~ Buya Hamka ~</blockquote><p></p><p>Bersama seorang ajudan yang selalu mengikuti kemanapun seperti satelit, Sang bapak langsung mendekati petugas penerima layanan. Dengan tergopoh Si mbak penerima layanan berdiri, kemudian memberikan salam dan menanyakan keperluan tanpa lupa menawarkan senyum manisnya.</p><p><br /></p><p>Setelah selesai terkejut Si mbak melihat kehadiran bapak berseragam dengan atribut yang menandakan bahwa yang bersangkutan adalah salah satu petinggi di pemerintahan, melanjutkan dengan membimbing Sang bapak untuk mengisi terlebih dahulu aplikasi Kunjung Pajak sebelum menuju ke loket yang seharusnya.</p><p><br /></p><p>“Saya ingin mendaftarkan Yayasan saya untuk memiliki NPWP!” Pinta sang bapak dengan sopan dan senyum yang juga tak kalah menawan.</p><p><br /></p><p>Si mbak menjawab dengan ramah. “Maaf bapak, karena di KPP Madya tidak dapat menerima pendaftaran Wajib Pajak baru, bapak dapat mendaftarkan secara mandiri dan online. Kami menyediakan unit komputer yang bapak dapat gunakan untuk mendaftarkan diri di sudut ruangan ini, silahkan bapak!”</p><p><br /></p><p>Tidak puas dengan penjelasan tersebut Sang bapak, bersikeras ingin bertemu dengan petugas yang dapat memberikan pelayanan publik sesuai dengan keinginannya.</p><p><br /></p><p>***</p><p><br /></p><p>“Saya ingin bertemu dengan pimpinan kantor ini, sekarang!” Dengan nada yang ditinggikan Sang bapak mengangkat tubuhnya hingga terlihat jelas seluruh atribut jabatan yang menempel di seragam resminya.</p><p><br /></p><p>Ketidakpuasan Sang bapak begitu terlihat, kerut di keningnya semakin membentuk gelombang, begitupun warna rona wajahnya sudah tidak sepucat sebelumnya. Keringat terlihat di pori-pori kulitnya, hampir tak tertahankan mungkin meja yang memisahkan antara Sang bapak dan saya akan digebraknya.</p><p><br /></p><p>Saya hanya duduk, memandangnya tanpa melepaskan senyum yang ada di sudut bibir. Kemudian menjanjikan akan mempertemukan dengan atasan, meskipun sebenarnya masih berharap agar masalah ini tidak sampai ke atasan.</p><p><br /></p><p>Karena bagaimanapun juga perihal yang disampaikan Sang bapak tidak terdapat di dalam Standart Operating Procedure. Jadi seharusnya mampu untuk diselesaikan di helpdesk dan tidak perlu sampai harus ke atasan.</p><p><br /></p><p>***</p><p><br /></p><p>Setelah mendapat informasi bahwa di Kantor Pelayanan Pajak Madya tidak dapat menerima pendaftaran Wajib Pajak baru secara manual melalui pengajuan fisik, Sang bapak masih bertahan di ruang tunggu. </p><p><br /></p><p>Melewati waktu istirahat dan Sang bapak masih bertahan, tanpa saya pahami apakah ada lagi layanan yang dapat dilakukan untuk membuat Sang bapak terpuaskan. </p><p><br /></p><p>Melihat hal demikian saya pun membatin, bukankah apabila saya berada di lokasi lain dan berharap mendapatkan pelayanan publik, tujuan saya pasti adalah terselesaikan seluruh kepentingan?</p><p><br /></p><p>Saya pun mendekati Sang bapak, </p><p><br /></p><p>“Boleh saya cek dokumen yang bapak bawa,pak?” Pinta saya, di sela-sela kesibukannya memainkan gawainya.</p><p><br /></p><p>Sedikit mendongak Sang bapak menyerahkan sebuah map agak tebal karena berisi dokumen yang telah dipersiapkannya. Memandang saya dengan sisa-sisa kesal yang masih terlihat di wajahnya. Namun dengan sigap menutup gawainya seketika, mungkin dia tak menyadari bahwa sedari tadi saya memperhatikan dari kursi helpdesk yang kebetulan hari itu adalah jadwal piket saya.</p><p><br /></p><p>Bergegas mengikuti saya dari belakang menuju meja helpdesk yang telah kosong, karena Wajib Pajak terakhir yang saya layani telah meninggalkan meja itu. Hari semakin sore, namun kegigihan Sang bapak membuat saya tak bisa mengacuhkannya seterusnya.</p><p><br /></p><p>***</p><p><br /></p><p>“Mari, saya bantu untuk mendaftarkan diri secara online pak” sambil mempersilahkan duduk dan meneliti bersama dokumen-dokumen yang Sang bapak bawa bersamanya. </p><p><br /></p><p>Sore semakin menjelang, proses membantu mengisikan data-data ke aplikasi pendaftaran NPWP secara online ini memang sedikit memakan waktu apabila didapati kendala-kendala yang timbul karena data-data yang belum valid. Namun kesabaran Sang bapak membuat saya harus membuatkan secangkir kopi, sembari bercerita dan menemukan solusi untuk setiap kendala tersebut.</p><p><br /></p><p>Mulai dari kondisi kantor, kisah keluarga, hingga ke topik yang membuat begitu banyak opini-opini menjadi perihal yang menarik untuk terus diperbincangkan yaitu politik. Mungkin hanya semacam basa basi namun bisa jadi permulaan perkenalan yang akan terus menjadi ajang silaturahmi kedepannya.</p><p><br /></p><p>***</p><p><br /></p><p>“Saya yakin di dunia ini tidak ada yang tidak dapat diselesaikan, hanya butuh ngobrol dan secangkir kopi semua ada jalan keluarnya.” Ucap Sang bapak sembari menjabat tangan saya dengan erat.</p><p><br /></p><p>Semburat cerah memancar dari wajah Sang bapak yang terlihat semakin menua, barangkali jabatannya juga telah menyedot masa mudanya. Urusannya dengan perpajakan telah diselesaikan, tujuannya telah tertunaikan. Seluruh pertanyaan telah disampaikannya, dan jawaban juga telah diberikan dengan sejelas-jelasnya.</p><p><br /></p><p>Sang bapak kemudian mendekati saya dari samping, berusaha memeluk dan menepuk dada saya seperti seorang bapak memberikan motivasi kepada anaknya. Sebelum berpisah Sang bapak menyampaikan terimakasih tak terhingga dan meminta kami untuk berfoto bersama, dan mengucapkan kalimat yang begitu membuat saya akan mengingatnya sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan,</p><p><br /></p><p>“Mas, terimakasih atas bantuannya, saya memiliki hutang budi kepada mas, dan saya akan membalasnya. Ini nomor kontak saya, silahkan hubungi saya bila mas mendapat masalah dimana saya dapat membantu menyelesaikannya.”</p><p><br /></p><p>Kebaikan akan bermuara kepada kebaikan juga, walau terkadang kita begitu enggan untuk memulai kebaikan itu.</p><div><br /></div>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-82610429841380668242022-01-12T12:13:00.007+07:002022-01-12T12:16:00.731+07:00A Man With Secret Is Genuinly A Man<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj2Rg6OvPXHpwb7frFwYSEjcA6bzb_AEtDYVXdE4y_2h0PPLa3nVCVlGT93PSWwZbbrHEWA-um0-EBhZNA5zLdXl9EXvP5ESUukddDy3X-nrspNcLlVwZ6pV3kpO8ZtKrZs62Zl_Gpklg07dgbml9cNxf_ghSRnE8LhFw5KusIHIDiUtKhf9bWH3vQm_Q=s1000" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="668" data-original-width="1000" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj2Rg6OvPXHpwb7frFwYSEjcA6bzb_AEtDYVXdE4y_2h0PPLa3nVCVlGT93PSWwZbbrHEWA-um0-EBhZNA5zLdXl9EXvP5ESUukddDy3X-nrspNcLlVwZ6pV3kpO8ZtKrZs62Zl_Gpklg07dgbml9cNxf_ghSRnE8LhFw5KusIHIDiUtKhf9bWH3vQm_Q=s320" width="320" /></a></div><br />Apakah ada lelaki di dunia ini yang tidak memiliki rahasia? Ada mungkin, tapi ga banyak. Tetapi adakah yang benar benar tak memiliki rahasia terhadap pasangannya? Tak ada, dapat saya pastikan. Setiap laki-laki selalu memiliki rahasia yang akan dia sembunyikan yang tak akan dia sampaikan ke pasangannya. Dan itu adalah kekuatan seorang laki-laki.<div><br /><p></p><p>Apakah rahasia itu baik ataukah buruk? Jangan tanyakan itu kepada wanita, karena rahasia adalah sebuah ketidakpastian. Sedangkan kodrat wanita adalah makhluk yang menuntut kepastian. Di mata wanita, semua rahasia laki-laki adalah ‘pengkhianatan’, namun laki-laki bersedia menanggung tuduhan itu. Karena baginya rahasia adalah tuntutannya sebagai laki-laki.</p><p><br /></p><p>Seorang laki-laki yang keluar rumah di pagi hari untuk mencari nafkah, dan disadarinya bahwa di sore harinya dia tak membawa maisah untuk keluarganya. Dia akan merahasiakan semua onak duri yang diinjaknya sepanjang siang dari keluarganya. </p><p><br /></p><p>Seorang laki-laki yang mendapati anak-anaknya belum mengecap sesuap nasi, akan menyisakan bagiannya dan merahasiakan perih lambungnya dari mereka. </p><p><br /></p><p>Seorang laki-laki yang melihat sedih menggelayut di mata pasangannya, akan merahasiakan semua beban hidupnya di hadapan pasangannya meski dirasa dunia mulai menghimpitnya.</p><p><br /></p><p>Semua itu, karena mereka adalah laki-laki.</p><p><br /></p><p>Kemudian pasti akan ada laki-laki yang layu karena rahasia, rahasia yang menyakiti orang-orang disekitarnya. Karena rahasia juga pasti akan membuat layu sekokoh apapun pohon berdiri. </p><div><br /></div></div>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-56801142649621980852020-11-11T15:16:00.002+07:002022-01-12T12:38:36.192+07:00Cinta Di Atas Cinta<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAaCwJm2d0sQ5qGBHB1xO02_lNN9IJAgyH2dhL0m1T1vTd7EvhIrPuuJG20Bf_XHS00V8I8TLXarh019wQ9oYzbL6UQP9laX01nFXKsL9x109JOSTFP-kfPGeFoAjxAm0o94i-EA-FzDz2/s2048/IMG20201029160127.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAaCwJm2d0sQ5qGBHB1xO02_lNN9IJAgyH2dhL0m1T1vTd7EvhIrPuuJG20Bf_XHS00V8I8TLXarh019wQ9oYzbL6UQP9laX01nFXKsL9x109JOSTFP-kfPGeFoAjxAm0o94i-EA-FzDz2/s320/IMG20201029160127.jpg" width="320" /></a></div><br /><p></p><p>Pernahkah merasa mencintai lawan jenismu padahal dia masih belum menjadi
muhrimmu? </p><p><br /></p><p>Bagi kalangan ikhwah dan atau yang telah tertarbiyah ini
merupakan hal yang amat sangat dihindari, karena satu pintu zina bila
telah terbuka maka pintu zina yang lain akan terbuka. Karena zina
sesungguhnya adalah dimulai dari hati. </p><p><br /></p><p>Mendapat suri tauladan indah dari seorang laki-laki mulia Bani Umayyah,
Umar ibn Abdul Aziz r.a. Sebuah penggal dari kehidupannya yang
menceritakan betapa cintanya tak pernah kandas pada seorang wanita yang
bukan menjadi istrinya. </p><p><br /></p><p>Pernah juga kisah ini diceritakan oleh ust. Anis
Matta dalam serial kepahlawanannya. Namun tak salah bila kuulangi kisah
ini menggambarkan betapa cinta itu karuniaNYA dan tak akan pernah
kandas.<br /></p><p><br /></p><p> Bermula dari seorang laki-laki <i>‘borju’</i> tetapi <i>alim</i> yang
harus menunda shalat berjamaahnya hanya karena masih menyisir rambut.
Kisah perbaikan diri seorang manusia yang hanya berlangsung dua tahun
lima bulan saja. Dan ia berhasil menggelar kemakmuran, kejayaan dan
nuansa kehidupan ala Khulafaur Rasyidin.</p><p><br /></p><p><br /> Ada pernah suatu ketika
Umar ibn Abdul aziz jatuh hati pada seorang gadis. Hanya, Fathimah binti
Abdul Malik, putri sang paman yang saat itu mendampingi hari-harinya
sebagai isteri belum mengijinkan Umar menikahi gadis itu. </p><p><br /></p><p>Cinta itu
tetap ada, dan menyala, meski api belum betemu sumbunya. Sepeninggal
keinginannya itu puncak pengorbanan pada diri Umar menghampiri. Dimulai
dari fisik yang anjlok, tanpa istirahat, tanpa gizi memadai, tanpa jeda
tuk sekedar tertawa. Dihabiskannya hari-harinya untuk kejayaan umat,
rakyat yang dipimpinnya dan negerinya yang elok rupawan.</p><p><br /></p><p><br /> Seperti
jawaban Muzahim, budak sekaligus perdana menterinya saat umar bertanya,
<i> </i></p><p><i><br /></i></p><p><i>“bagaimana kondisi kaum muslimin pagi ini?”</i>. </p><p><br /></p><p>Muzahim tersenyum .<i>”Semua
kaum muslimin dalam kondisi sangat baik wahai amirul mu`minin...,
kecuali saya, anda, dan baghal tunggangan anda ini!”</i>, begitu katanya.</p><p><br /></p><p><br />
Kemudian di tumpukan laktat perjuangannya Fathimah yang merindukan
senyum di wajah umar datang membawa gadis itu untuk dinikahi umar. Ya,
gadis itu, gadis yang sangat dicintainya dulu, begitupun sebaliknya. </p><p><br /></p><p>Nyala cinta itu berbinar, merajut kembali sumbu harapan, membirukan
warna romantika dikelelahan warna hatinya. Tetapi cinta semasa dan cinta
besar perubahan bertemu atau bertarung. </p><p><br /></p><p>Dan di sini di pelataran hati
sang khalifah. Ajaib, Umar justru menikahkan gadis itu dengan pemuda
lain.</p><p><br /></p><p><br /> Tak ada cinta yang mati disini, karena sebelum meninggalkan
kediaman Umar, gadis itu bertanya sendu,</p><p><br /></p><p><i>"Umar, dulu kau pernah sangat
mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?”</i></p><p><i><br /></i></p><p><i> </i><br /> Umar bergetar haru, ada sesak didadanya, <i> </i></p><p><i><br /></i></p><p><i>“ Cinta itu masih ada....” ia menjawab. “ bahkan kini ra</i><i>sanya jauh lebih dalam...”</i></p><p><i><br /></i></p><p><i> </i><br /> Cinta Umar adalah cinta di atas cinta, bukan cinta yang kandas oleh
kehinaan seorang hamba.Cinta itu lebih besar namun bersarang di dada yang
lebih lapang pula. </p><p><br /></p><p><br /><em>-ref : ABCP by salim a. fillah- </em><br /></p>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-28664164303954567382020-06-24T08:44:00.004+07:002020-06-24T08:50:13.654+07:00Mekarlah seperti Pioni!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXjdfMpvfJvo1G4eAuSH7blijnBwPcNg4C63NDFSKkxLvGr4YQhyxfYJIYHbxkmNtnxqqCAQCgSLv_Z0jvhE-m5RXDPmgYnyO5I8Xh0iD8yAYyQ-_ek5qIYSjQ-RkeQRJ51uIVOZTF2j0M/s1280/fidza.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="851" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXjdfMpvfJvo1G4eAuSH7blijnBwPcNg4C63NDFSKkxLvGr4YQhyxfYJIYHbxkmNtnxqqCAQCgSLv_Z0jvhE-m5RXDPmgYnyO5I8Xh0iD8yAYyQ-_ek5qIYSjQ-RkeQRJ51uIVOZTF2j0M/s320/fidza.jpeg" width="320" /></a></div><div><br /></div><div><br /></div><div>”Suiittt...., si Melia diantar ama Dilan!”</div><div><br /></div><div>Kutatap spion motor tua ini, kuacuhkan gelak tawa teman-teman yang menggodanya saat prosesi pengantaran ke sekolah itu. Entah sudah kali keberapa ritual itu kami jalankan dan reaksi teman-temannya masih saja sama. </div><div><br /></div><div>Dia selalu memilih untuk diantar menggunakan motor tua, yang lahirnya hampir berbarengan dengan kelahiran bapaknya. Namun justru motor itulah yang membuat dia jadi merasa berbeda, diantara teman-temannya.</div><div><br /></div><div>Dia tak malu dengan bapaknya yang hanya menggunakan motor tua butut untuk mengantarnya. Justru menjadi ciri tersendiri dan menjadikannya ’Melia’ diantara semua. Ah, tentu saja akulah Dilannya.</div><div><br /></div><div>Seseorang pernah berkata bawa, anak perempuan pertamanya adalah versi perempuan bapaknya. Barangkali benarnya dari segi tampilan fisik, ternyata jauh lebih banyak benarnya dari berbagai hal yang nonfisik pula. Sifatnya, kebiasaanya, gaya marahnya, karakternya, bahkan setiap pilihan-pilihan yang di buatnya selalu mengingatkanku bagaimana masa mudaku dulu. </div><div><br /></div><div>Dia adalah fotocopy diriku di usia-usia itu, hanya bedaya dia versi perempuanku. Dengan segala kewanitaan yang dia bawa.</div><div><br /></div><div>Saat dia memasuki jenjang SMP 3 tahun yang lalu, sebuah tulisan kubuat dengan judul ’Daun-daun yang menanggalkan tangkainya’. Menggambarkan betapa perihnya melepas usia-usia meraka, serasa waktu bergerak sangat cepatnya. Meninggalkan momen-momen menjadi kenangan, membuat detail-detail sering terlupa.</div><div><br /></div><div>”yah, mbak diterima di pondok di kota gudeg!” </div><div><br /></div><div>Senyumku mengembang, bangga, bahagia, tak lagi ku dipusingkan akan kemana dia melanjutkan sekolahnya. Dia membuktikan bahwa dia tekah dewasa, dia mampu menentukan ke arah mana tujuannya. Tugasku hanya menyokongnya, membantunya menapaki setiap anak tangga rintangannya. Pilihannya pun sudah sesuai dengan visi yang kutanamkan sejak dini. </div><div><br /></div><div>Kurasa kini tinggal kupikirkan lagi janji-janjiku dulu saat ku menulis 3 tahun yang lalu. Dan yang paling kuingat adalah janji bahwa aku tak akan menitikkan air mata saat perpisahannya nanti. Ah...... berat!</div><div><br /></div>masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-52625829988320634612018-03-06T11:31:00.000+07:002018-03-06T12:51:58.042+07:00Notes diatas bantal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV-5yP6fOxKxxxf-1kprs27R4OQp6_8JzSbWmJF065mE5tP-9m1OfBOhhGWoazgrBaCQRbNNz2LecmXGnzJTPyliNWvh79w3zeSCjGQp4BqGFtDjHb0I9wnCKMmUNRL2poPWYYC-U7Vw8Y/s1600/WhatsApp+Image+2018-03-06+at+11.27.11.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV-5yP6fOxKxxxf-1kprs27R4OQp6_8JzSbWmJF065mE5tP-9m1OfBOhhGWoazgrBaCQRbNNz2LecmXGnzJTPyliNWvh79w3zeSCjGQp4BqGFtDjHb0I9wnCKMmUNRL2poPWYYC-U7Vw8Y/s320/WhatsApp+Image+2018-03-06+at+11.27.11.jpeg" width="240" /></a></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->Dia yang berkata, cukuplah kamu untukku<br /><br />Dan ku cukupkan diriku hanya untukmu<br /><br /><br />Dia yang membelai temaramnya sisi hidupku<br /><br />Dan membersamainya hingga ke lorong tergelapku<br /><br /><br />Dia yang datang membawa pucuk-pucuk rindu<br /><br />Dan meminta hujan agar tak segera berlalu<br /><br /><br />Dia yang ada dikala gelegar halilintar bertalu<br /><br />Dan bersedegup menghangatkan laraku<br /><br /><br />Dia yang menyemai bahagiaku<br /><br />Dan membesarkannya dengan bahasa kalbu<br /><br /><br />Dia yang merenda pinggiran kelambu<br /><br />Dan merajut angin dari segala penjuru<br /><br /><br />Dia, dan hanya dia<br /><br />Hingga waktu tak lagi mengenali keberadaanku<br /><br /><br />Saat itu malam belumlah terlalu malam, suara binatang malam pun belum bersahutan. Namun dingin seperti tak hendak beranjak barang sejengkalpun dari kulitku. Walau harus dibilang malam yang sungguh romantis, momen itu pun telah sirna karena rembulan saat bulat bulatnya justru telah pudar di malam yang lalu. Yang tersisa hanya mendung dan angin yang menggesek pucuk-pucuk daun bambu di depan halaman rumah.<br /><br /><br />Di dalam bilik yang terdalamku, pendaran lampu bohlam 10 watt menyisir tiap-tiap sudut ruangannya. Meninggalkan bayangan dibalik beberapa benda yang tak beraturan, setia bayangan menunggui objeknya sepertiku yang tak beranjak tentang apa adanya dia. Cekikikan empat anak manusia didalamnya, kadang jeritan ketidakpuasan dari sibungsu menambah nada yang tercipta. Tetaplah menjadi anak manusia sepanjang hidupmu nak! Karena bapakmu dan ibumu juga anak manusia. Karena jaman ini sungguh aneh sering menjadikan anak-anak jaman menjadi robot dan zombi. <br /><br /><br />Dia duduk di kursi reot tak berbusa itu, memandangi laron yang berterbangan disekitar lampu. Tak butuh lagi lampu itu dihias dengan aksesoris mahal, laron itu menjadikannya seperti lampion mahal yang berpendar dikelilingi planet-planet dan satelit-satelit. Namun tidak dimatanya, karena dia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Memandang apa yang tak dapat kulihat, meski akus endiri sedang disampingnya memandangnya dengan penuh takjub. Dia yang tak pernah tertidur sebelum matahari tenggelam, dia yang kabarnya memiliki tenaga yang tak setangguh para bapak namun snaggup bertahan hingga tengah malam saat si bapak tak sanggup lagi terjaga.<br /><br /><br />Dia sedang memegang kenyataan bahwa dirinya berada dalam ketidak berdayaan akan perasaannya sendiri. Namun begitulah Tuhan melebihkan sebagiannya atas sebagiannya para lelaki. Maka dengan perasaannya itu lah dia berkomunikasi dengan hatinya. Dia tidaklah sempurna dan dialah yang terbaik dari semuanya, saat kusadari itu saat itulah aku diam. Maka jelaskanlah pada malam tentang apa yang kau rasa, berceritalah kepada rembulan saat tiada yang mampu mendengar, berdirilah dengan lemah gemulai laksana daun-daun bambu itu, niscaya angin akan segera berlalu.<br /><br /><br />Tidurlah saat lampu dimatikan, lepaskan sayap-sayap letihmu mungkin dengan begitu malam kembali indah dan rembulan akan segera datang. Bermimpilah, barangkali esok tiada lagi akan tersimpan kecemasan dan gundah gulana!<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-31111098619697230382017-10-09T17:03:00.001+07:002017-10-09T17:03:45.613+07:00Rasa ini...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7npm35X0LvRKt2Rq54ddcDXg1nX-NIR4htP_a906qdLNA2GURwB0BsY5q4mn9c2ikTZr7gAQc1aHBF0tYS-wrLD47gyeQWXd3ypRlrwU1EosGW2-eLQYaLm4CFvJIfBb5t7XvlDSdBAY0/s1600/children.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="882" data-original-width="960" height="294" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7npm35X0LvRKt2Rq54ddcDXg1nX-NIR4htP_a906qdLNA2GURwB0BsY5q4mn9c2ikTZr7gAQc1aHBF0tYS-wrLD47gyeQWXd3ypRlrwU1EosGW2-eLQYaLm4CFvJIfBb5t7XvlDSdBAY0/s320/children.jpg" width="320" /></a></div>
Mungkin beginilah rasa yang ada di dada bapakku dulu, saat hujan mendera dengan derasnya. Namun tak kunjung anak-anaknya kembali ke rumah, padahal saat itu sudah lewat jam pulang sekolah. Apakah mungkin disekolah memang sedang tidak hujan? Ataukah mereka hanya sedang menepi, mempersilahkan guyuran air menggenang baru mereka beranjak?<br />
<br />Barangkali bukanlah air hujan yang bapakku pedulikan, hanya saja bila badanku basah kuyup apakah tubuhku masih bertahan terhadap demam? Karena tidaklah bapakku memanjakan dengan kendaraan yang mewah untuk mengantarku pulang pergi sekolah, pun tidak bekal sekolahku dicukupkan agar dapat menaiki kendaraan umum kala itu.<br />
<br />Sepeda ini pemberian bapakku yang begitu berharga, demi membahagiakan beliau sepeda jengki kumbang tua ini tetap kukendarai ditengah-tengah himpitan sepeda gunung yang mulai popular kala itu. Namun dengans edikit sentuhan menjadikan sepeda kumbang itu terlihat modis dan mengelabuhi umurnya. Biru mengkilap, dengan roda karet mentah berwarna orange tua, selaras dengan kulit sadle yang juga terkesan classic, tak akan ditemui lagi sepeda dengan langkah torpedo yang tersisa di parkiran sekolahku ini setidaknya.<br />
<br />Hujan tak kunjung reda, hingga suara adzan ashar memenuhi ruang udara. Bapakku semakin gelisah, dia bercumbu dengan rasa yang semakin lama semakin remang-remang. Anak-anakmu belum jua kembali ke peraduan, walau gelegar halilintar begitu menggema.<br />
<br />Kuyup, menggigil, gemeretak sekujur tubuhku saat kuucapkan salam di depan pintu rumah. Ku berlari ke pintu rumah paling belakang agar segera menuju kamar mandi dan tak hendak membasahi seluruh ruang rumah. Ibuku memburuku dengan handuk dan bergegas membantu melepas semua kain yang basah melekat dibadan. Walau ingin sekali hati meraih secangkir teh panas di meja itu namun tetap kulangkahkan kaki ke kamar mandi dan kubasuh seluruh sisa air hujan dan lumpur yang melekat.<br />
<br />Bapakku hanya melihatku dengan senyum dikulum, entah puas Karena si anak telah kembali pulang dengan selamat ataukah lega Karena ibuku tak lagi cemas tentang teh yang keburu dingin. Bapakku hanyalah lelaki tua dengan rasa yang sulit kumengerti. Senyumnya tak hanya menunjukkan bahagia, marahnya bukan selalu perkara benci, candanya tak hanya tentang lelucon.<br />
<br />Entah aku bercerita tentang bapakku, ataukah diriku sendiri. Yang pasti sore ini sedang hujan diluar jendela sana, dan anak-anakku belum juga memberi kabar tentang keberadaannya apakah dirumah ataukah sedang terguyur hujan. Satu hal yang pasti di benakkau kini, aku adalah anak bapakku, mengalir darahnya didalam diriku, begitupun rasa yang ada ini terhadap anak-anakku,aku adalah bapakku.<br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-20532851854583945812017-09-25T09:09:00.001+07:002017-09-25T09:09:24.314+07:00Seharusnya Kita Lebih Tua Dari Seharusnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLrShuYivw8cr26oMSVKpxSj85B2sjtliCSZtuK2FwfWPJ8DOpaE9imkx00RdJVIyI1z8GDlFrGGDiSeNqa2m9zDkwJqPg_GGyteWUnUHeeeqP2CjcgrPQHMQhpDVM49po3XfZtDyje6tw/s1600/WhatsApp+Image+2017-09-25+at+9.06.28+AM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLrShuYivw8cr26oMSVKpxSj85B2sjtliCSZtuK2FwfWPJ8DOpaE9imkx00RdJVIyI1z8GDlFrGGDiSeNqa2m9zDkwJqPg_GGyteWUnUHeeeqP2CjcgrPQHMQhpDVM49po3XfZtDyje6tw/s320/WhatsApp+Image+2017-09-25+at+9.06.28+AM.jpeg" width="240" /></a></div>
<span id="goog_11530409"></span><span id="goog_11530410"></span>“Selamat ultah...!”<br />
“Selamat milad..!”<br />
“Selamat haul...!”<br />
“Dirgahayu....!”<br />
<br />
Bila tanggal 4 Januari tiba, Hp ku akan berdering. Notifikasi muncul, yang notabene memberi ucapan selamat. Di satu hal saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya semua, sangat berarti sebagai bentuk keakraban dan persaudaraan. Namun di lain sisi saya sungguh sedih, setiap tanggal 4 menjelang kesedihan saya hadir.<br />
<br />
Menjelang tidur, di malam sebelumnya sulit saya memejamkan mata. Meski lelah melanda, capai menggerogoti tungkai dan sendi. Satu yang selalu berkelebat di dalam kepala, apa yang akan terjadi disaat-saat sakaratul mau saya kelak.<br />
<br />
Apakah sebelum menaiki ranjang ini saya sudah dalam keadaan wudhu’? bagaimana jika Allah tak berkenan menghidupkan saya kembali besok pagi? Apa yang harus saya pertanggung jawabkan kepada Allah kelak, sedangkan siksaNYA sungguh perih dan panjang. Hal-hal ini selalu menghantui saya, dan semakin menjadi saat ucapan-ucapan itu bertubi datang.<br />
<br />
Terkadang untuk menghindari agar rasa sedih dan mashgul itu tak datang, jauh-jauh hari saya sudah memperingatkan teman dan saudara agar tak memberikan saya ucapan selamat, akan lebih baik bila mendoakan saya saja. Doakan saya kebaikan, insyaALlah saya akan membalasnya dengan do’a yang tak kalah baiknya.<br />
<br />
Hingga pada tahun ini saya tersentak oleh kajian dr. Syafiq Riza Basalamah yang pada salah satu kajiannya menanyakan kepada khalayak tentang makna kalender islam yang kita miliki. Adakah yang rutin menggunakannya? Kenapa harus menggunakan kalender hijriyah sedangkan Masehi sangat populer?<br />
<br />
Kita ini muslim, memiliki kalender sendiri. Patokannya adalah saat hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah dan seharusnya kita bangga dengan kalender kita sendiri. Dan yang paling penting adalah, semua perhitungan waktu yang pernah disebutkan di dalam Alquran dan hadits patokannya adalah Kalender Hijriyah, bukan Masehi.<br />
<br />
Maka sejak itu saya pun semakin konsen dengan kalender Hijriyah, termasuk perhitungan tahun kelahiranku. Saya dilahirkan pada hari Selasa tanggal 19 Rabi’ul awal 1403 H yang bertepatan dengan tanggal 4 Januari 1983, sehingga dalam hijriyah milad saya adalah pada tanggal 19 Rabi’ul awal 1438 H yg bertepatan dengan tanggal 29 Desember 2016 M. Muslim seharusnya menggunakan kalender Hijriyah yang berarti saya lebih yakin bila kelahiran saya adalah di tanggal 29 Rabi’ul awal bukan 4 Januari.<br />
<br />
Dalam kelander Hijriyah setiap 33 tahun maka akan lengkap berselisih setahun dengan kalender Masehi. Artinya bila dalam Kalender Masehi usia saya telah mencapai 34 tahun pada tanggal 4 Januari, maka dalam kalender Hijriyah usia saya adalah genap 35 tahun pada tanggal 29 Rabi’ul awal. Kurang dari setengah perjalanan lagi menuju usia wajar ummat Muhammad. Yang mana sudah saatnya mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dan selalu mengingat mati. Karena sejak matilah perjalanan sesungguhnya dimulai. <br />
Allah.....masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-52504300907095714132017-08-31T13:36:00.002+07:002017-08-31T13:36:49.877+07:00Kopi terbaik ini harus tetap berada di Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLDDVMR0YQYmpJNGdFKg-At7TTLnGocw6JAHqBCHzA6Q7PUb3FWQ3ajsIz8qnvYzr8Q2MdyFyRsRlp7u3ycOx0Kl66EAYTo3WtYH3Syhd84DLLMTh0f8kNRB6yfP5W-jM4zZipmZm0YQca/s1600/toraja+sapan.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLDDVMR0YQYmpJNGdFKg-At7TTLnGocw6JAHqBCHzA6Q7PUb3FWQ3ajsIz8qnvYzr8Q2MdyFyRsRlp7u3ycOx0Kl66EAYTo3WtYH3Syhd84DLLMTh0f8kNRB6yfP5W-jM4zZipmZm0YQca/s320/toraja+sapan.jpeg" width="240" /></a></div>
“Kopi terbaik ini harus tetap berada di Indonesia”, ungkap Darma Santoso pemilik 27 restoran dan café di berbagai kota di Indonesia ini. Darma berhasil memenangkan lelang Kopi Sapan dari Toraja dengan harga tertinggi US$ 45/Kg pada acara Lelang Kopi Asosiasi Kopi Special yang bertempat di Sampoerna House, Surabaya pada Minggu 14 Oktober 2012.<br />
<br />Arabica Toraja Sapan berhasil menorehkan Sejarah sebagai pemegang harga tertinggi, setelah Seteven Kil dari korea selatan tak sanggup lagi mengangkat kertas biddingnya dan menyerah atas perlawanan Darma Santoso. Siapa yang tidak tergoda dengan nilai cupping sebesar 86,29 dan menduduki urutan tertinggi dalam penilaian SCAI<br />
<br />Kini Toraja Sapan menjadi pendamping Aceh Gayo yang terlebih dahulu sudah berhasil menempatkan namanya dijajaran kopi spealty terbaik yang berasal dari Tanah nan subur Indonesia ini. Banyak café-café di luar negeri yang mewajibkan Aceh Gayo menjadi salah satu komponen blending dalam penyajian kopinya, kemudian Toraja Sapan mengikuti jejak pendahulunya ini.<br />
<br />Tana Toraja lengkapnya dimana kopi jenis ini dikembangkan dengan baik diatas ketinggian 1.400 – 2.100 mdpl disebuah kabupaten di Sulawesi Selatan dengan ibukota Makale. Dikembangkan oleh sekitar 39 kelompok tani dibawah paying Asosiasi Petani Kopi Toraja.<br />
<br />Kondisi alam inilah yang kemudian menjadikan Kopi Toraja memiliki kekhasan aroma dan keunikan citarasa hingga membuat sebuah perusahaan penjual kopi online di New Orleans memasukkan single origin ini sebagai salah satu item utamanya.<br />
<br />Keeksotisan kopi Toraja Sapan setidaknya memiliki tasting notes yang mirip dengan tipikal kopi Afrika. Full body, bright acidity dengan notes herbal dan cinnamon plus meninggalkan after taste seperti dark chocolate.<br /><br />bahkan menyeduhnya cukup dengan metode brewing tubruk pun anda akan menemukan keeksotisan yang melegenda itu.<br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-48067078586362818292017-04-18T15:07:00.001+07:002017-04-18T15:07:16.065+07:00Saya dan Kopi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiemrzERpVB7SFsqqrhmuxokYthLFVKtzW5wOlGzLqluFIlUrbc7x8FGJys0aNqk5JF2L2r_jYbHpgfpNE581lqeXkxwH8bnRwpqVNstWjJ5XUckOWSi8zvhxjV9o54YVy1zWFauu7O6k0E/s1600/17862296_10207160119996281_5828163591829489962_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiemrzERpVB7SFsqqrhmuxokYthLFVKtzW5wOlGzLqluFIlUrbc7x8FGJys0aNqk5JF2L2r_jYbHpgfpNE581lqeXkxwH8bnRwpqVNstWjJ5XUckOWSi8zvhxjV9o54YVy1zWFauu7O6k0E/s320/17862296_10207160119996281_5828163591829489962_n.jpg" width="256" /></a></div>
Proses itu berjalan cukup panjang, sekitar 2 tahun yang lalu, namun sebelumnya kopi juga telah menjadi pelengkap keseharian. Begitulah bapakku memperlakukan kopi, sehari 3 gelas besar wajib ada di meja makan kami. Yang kemudian menyebabkan ‘eneg’ memimunnya adalah kopi bapakku itu sungguhlah terlalu manis, sedangkan lidahku begitu alergi terhadap rasa manis. Sebenarnya bukan terhadap rasa manisnya, namun aftertaste yang ditinggalkan gula di dalam mulut membuat seluruh rongga mulut selalu merasakan haus.<br />
<br />Bila harus mengingat lagi 2 tahun yang lalu saat pertama kali kopi yang benar-benar kopi menyentuh lidahku, tak lagi teringat memulainya dari mana. Hanya saja kala itu mataku begitu tergelitik oleh display kopi di salah satu supermarket. Tak biasa saja ketika melihat biji kopi yang sudah disangrai didisplay dan diberi tag asal muasalnya.<br />
<br />Maka kucobalah salah satunya yaitu kopi Toraja Kalosi, yang kemudian membuatku bingung adalah bagaimana kumenikmatinya sedangkan grinder belum kumiliki. Demi bisa menikmati salah satu jenis kopi tersebut, melalui took online kudapatkanlah grinder tangan manual yang harganya membuat istriku mengernyitkan dahi. Demi alat sekecil itu kukorbankan jatah bbm sebulan.<br />
<br />Toraja Kalosi biji masak yang langsung digrind dan diseduh memberikan sensasi berbeda bagi palet dan indera penciuman. Selama ini palet dan hidung yang hanya meniikmati kopi bubuk dan kopi sachet langsung shock. Beginikah rasa dan aroma kopi murni? Beginikah sensasi kopi fresh? Inderaku dibuat tercengang. Selama ini palet rasa dan aromaku belum pernah merasakan kopi seperti ini.<br />
<br />Sejak saat itu, cara-cara untuk mengumpulkan informasi kutempuh. Mulai dari searching di google, membeli buku-buku tentang kopi dan kebaristaan dan bertanya maupun berguru kepada ahlinya kujalani dari waktu ke waktu disamping rutinitas keseharian.<br />
<br />Sekarang, dengan informasi yang telah saya dapat setidaknya pengetahuan akan dunia perkopian sudah semakin terisi dari sebelumnya. Dan yang paling penting saya jadi faham apa saja kandungan kopi yangs aya minum sebelum saya mengenal dunia kopi ini, tak lain hanyalah artifisial produk kopi yang di sachetin.<br />
<br />Yang pasti proper kopi membuat saya memiliki pandangan berbeda akan kopi, bahwa kopi itu tidak menimbulkan dampak yang berbahaya,justru gula lah yang menyebabkan itu. Proper kopi tidak membutuhkan gula, Karena rasa asli dari kopi tidaklah sepahit yang dibayangkan selama ini. Kopi sering dijadikan kambing hitam untuk beberapa kasus tertentu, padahal bila takarannya tepat tidaklah membuat efek yg berbahaya.<br />
<br />Apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu terhadap kopi tidak lah semuanya salah kaprah, gula lah yang patut disalahkan atas rusaknya nama baik kopi. Tapi juga bukan melulu gula, sebab terkadang beberapa salah dalam memeprlakukan kopi. Kopi yang baik adalah kopi yang langsung diseduh seketika saat selesai di grinding, aroma dan rasa asli kopi masih tertempel lekat di bubuknya. Sedangkan kopi bila telah berbentuk bubuk tak lebih dari 30 menit maka dia akan menyerap aroma dari sekitarnya. Wajar bila nenek moyang kita dulu sering menyarankan untuk menabur bubuk kopi disekitar area bau yang menyengat.<br />
<br />Sedangkan dalam hal roasting, nenek moyang kita dulu hanya mengenal proses sangrai kopi hingga sangat matang bahkan gosong. Atau sekarang lebih dikenal city roast, memang biji kopi yang disangrai menjadi sangat gelap akan meinimalisir kandungan acid didalamnya, namun kekurangannya adalah rasa dan aroma kopi sudah sangat berkurang. Padahal kopi yang ditanam di jenis tanah yang berbeda dan suhu berbeda memiliki rasa dan aroma yang juga sangat bias dibedakan.<br />
<br />Begitulah Karena kekurang tahuan memperlakukan kopi, kopi hanya memberikan single taste kepada penikmatnya. Padahal aroma dan rasa kopi sangatlah bervariasi bila kita memperlakukannya dengan benar.<br /><br /><br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-7147988132455757842017-01-05T09:29:00.001+07:002017-01-05T09:32:16.088+07:00Legacy Bag.2 (end)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR2OTVsm5XlffNPNebN6LLrhpMsCfw3ie4rOPRNQgt54NIrlyATxo9kjQuDQaCl5A5R94NmON60_eACbaKYjwjmfzAjKpM_eGDy4Ew7XDXXnlLq-hgZD1jfoXgsDL9GgO_3fzgDlZcAeYN/s1600/IMG_20160531_155524.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR2OTVsm5XlffNPNebN6LLrhpMsCfw3ie4rOPRNQgt54NIrlyATxo9kjQuDQaCl5A5R94NmON60_eACbaKYjwjmfzAjKpM_eGDy4Ew7XDXXnlLq-hgZD1jfoXgsDL9GgO_3fzgDlZcAeYN/s320/IMG_20160531_155524.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Nabi Saw pernah bersabda: "Berikan harta waris kepada orang-orang yang berhak menerimanya (sesuai dengan jatah yang ditetapkan oleh Allah), sedangkan sisanya adalah untuk ahli waris laki-laki yang terdekat". HR.Bukhori</blockquote>
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Seandainya Allah menitipkan kelebihan harta kepadaku, barangkali yang terfikirkan olehku untuk pertama kali adalah, akan kuhibahkan semua untuk bekalku diakhirat kelak. Akan kuumumkan kepada seluruh anak cucu bahwa tiada harta yang akan kusisakan buat mereka. bukan karena pelit atau tidak memperhatikan kesejahteraan mereka, namun karena ku tak ingin anak cucuku memiliki mind set sebagai orang-orang yang hanya mengharapkan pemberian tanpa melulu bersusah payah mendapatkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuharap mereka tidak lagi akan mimpi dapat harta dari peninggalanku saat ku tiada kelak. Apalagi sampai berebut harta peninggalan yang mana hal yang amat sangat memalukan. Tak jarang kita dengar berita-berita pertengkaran, bahkan hingga pembunuhan yang akar masalahnya hanya karena berebut harta waris. Dengan tidak meninggalkan waris sedikitpun akan memupus perpecahan atau putusnya silaturahim diantara anak cucuku kelak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ternyata yang kudapati di banyak kajian dan literatur bahwa betapa pentingnya meninggalkan harta waris dalam jumlah yang cukup, menyadarkanku apa yang kupahami selama ini tak sepenuhnya benar. Bahkan bab waris menjadi satu bab tersendiri yang dibahas panjang lebar dalam beberapa kitab. Menunjukkan pentingnya meninggalkan dan membagikan harta waris bagi anak,cucu dan kerabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang disampaikan salah satu hadits Bukhori diatas, bahwa Rasulullah memerintahkan memberikan harta waris kepada orang yg berhak menerimanya yang dalam hal ini adalah hibah kepada selain anak, cucu keturunan dan kerabat. Dan sisanya baru diberikan kepada ahli waris. Dapat disimpulkan sesuai petunjuk Nabi bahwa yang utama siapa yang mendapatkan dari harta waris adalah agar menjadi jariyah bagi diri sendiri baru kemudian sisakan unutk ahli waris keturunan dan kerabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada kenyataannya memang jarang sekali orang tua yang mewariskan hartanya ke hal-hal yang tak ada kaitannya dengan ahli waris. Seperti mewariskan untuk pembangunan masjid, mewariskan untuk anak yatim, mewariskan untuk pembangunan pondok pesantren. Padahal justru jenis waris yg seperti ini yang lebih diutamakan sebagai bekal diakhirat kelak bagi yang mewariskan. Kebanyakan dan seperti yang terjadi hingga sekarang, para orang tua sibuk membuat surat waris yang isinya adalah membagi semua ke anak cucu seadil adilnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingat pertimbangan-pertimbangan itu, aku hanya ingin mewariskan barang-barang tertentu yang akan mengingatkan mereka tentang memory bersama bapaknya. Tak harus yang bernilai tinggi namun wajib bernilai kenangan. Sesuatu yang takkan bisa ditukar dengan uang, barang yang akan mereka simpan seumur hidup mereka. harta waris seperti inilah yang akan kutinggalkan kepada mereka. agar takkan menjadi sumber putusnya silaturahim. Barang-barang seperti ini memiliki nilai sentimentil tersendiri dimana harganya akan berbeda beda bagi setiap yang menerimanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Telah kubuat list barang-barang itu dan siapa yang berhak menerimnya, sehingga bila saat itu telah tiba maka akan dimiliki oleh orang yang tepat. Tak ada yang bernilai tinggi, semua hanya memiliki nilai sentimentil yang tak terkira. Dengan barang-barang itu siapapun yang mendpaatkannya akan lebih mengenal siapa pemilik barang itu. Anak-anakku akan mengenal lebih dekat siapa bapaknya, cucu-cucuku akan mengenal lebih jauh siapa kakeknya, dan sanak kerabatku akan mengerti siapa saudaranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bab waris bukanlah bab yang remeh temeh dalam maummalah islam, itulah sebabnya mengapa para ulama membuat bahasan tersendiri di setiap kitab yang dihasilkan mereka. bab waris adalah bab yang penting, dan perlu dipikirkan saat hayat masih ada di tubuh kita.</div>
masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-61970977474751672472017-01-04T09:38:00.001+07:002017-01-05T09:30:46.494+07:00Hari Ultah Di Kalender Hijriyah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/Ln8pFo5sdjw/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/Ln8pFo5sdjw?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<br />
“Selamat ultah...!”<br />
“Selamat milad..!”<br />
“Selamat haul...!”<br />
“Dirgahayu....!”<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bila tanggal 4 Januari tiba, Hp akan berdering. Notifikasi muncul, yang notabene memberi ucapan selamat. Di satu hal saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya semua, sangat berarti sebagai bentuk keakraban dan persaudaraan. Namun di lain sisi saya sungguh sedih, setiap tanggal 4 menjelang kesedihan saya akan hadir kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelang tidur, di malam sebelumnya sulit saya memejamkan mata. Meski lelah melanda, capai menggerogoti tungkai dan sendi. Satu yang selalu berkelebat di dalam kepala, apa yang akan terjadi disaat-saat sakaratul maut saya kelak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah sebelum menaiki ranjang ini saya sudah dalam keadaan wudhu’? bagaimana jika Allah tak berkenan menghidupkan saya kembali besok pagi? Apa yang harus saya pertanggung jawabkan kepada Allah kelak, sedangkan siksaNYA sungguh perih dan panjang. Hal-hal ini selalu menghantui saya, dan semakin menjadi saat ucapan-ucapan itu bertubi datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkadang untuk menghindari agar rasa sedih dan mashgul itu tak datang, jauh-jauh hari saya sudah memperingatkan teman dan saudara agar tak memberikan saya ucapan selamat, akan lebih baik bila mendoakan saya saja. Doakan saya kebaikan, insyaALlah saya akan membalasnya dengan do’a yang tak kalah baiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga pada tahun ini saya tersentak oleh kajian dr. Syafiq Riza Basalamah yang pada salah satu kajiannya menanyakan kepada khalayak tentang makna kalender islam yang kita miliki. Adakah yang rutin menggunakannya? Kenapa harus menggunakan kalender hijriyah sedangkan Masehi sangat populer?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita ini muslim, memiliki kalender sendiri. Patokannya adalah saat hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah dan seharusnya kita bangga dengan kalender kita sendiri. Dan yang paling penting adalah, semua perhitungan waktu yang pernah disebutkan di dalam Alquran dan hadits patokannya adalah Kalender Hijriyah, bukan Masehi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka sejak itu saya pun semakin konsen dengan kalender Hijriyah, termasuk perhitungan tahun kelahiran. Saya dilahirkan pada hari Selasa tanggal 19 Rabi’ul awal 1403 H yang bertepatan dengan tanggal 4 Januari 1983, sehingga dalam hijriyah milad saya adalah pada tanggal 19 Rabi’ul awal 1438 H yg bertepatan dengan tanggal 29 Desember 2016 M. Muslim seharusnya menggunakan kalender Hijriyah yang berarti saya lebih yakin bila kelahiran saya adalah di tanggal 29 Rabi’ul awal bukan 4 Januari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kelander Hijriyah setiap 33 tahun maka akan lengkap berselisih setahun dengan kalender Masehi. Artinya bila dalam Kalender Masehi usia saya telah mencapai 34 tahun pada tanggal 4 Januari, maka dalam kalender Hijriyah usia saya adalah genap 35 tahun pada tanggal 29 Rabi’ul awal. Kurang dari setengah perjalanan lagi menuju usia wajar ummat Muhammad. Yang mana sudah saatnya mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dan selalu mengingat mati. Karena sejak matilah perjalanan sesungguhnya dimulai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah.....</div>
masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-27427816286766401622016-12-19T16:59:00.001+07:002016-12-19T17:02:11.161+07:00Daun-Daun Yang Menanggalkan Diri Dari Tangkainya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRQBDRWakEVXMYioGeMomTNq5HJoJFOAKeTii9THwu1bsPNyoRH29jLE-jxCtMxTieAeZCkO7E_C7JY-m0ffAtuhMp4HH4ypi4nEuJ6P45t-N0zF6zd2yLX6K1xnQjSz-pgp_27kBCbgDh/s1600/mbak+fidza.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRQBDRWakEVXMYioGeMomTNq5HJoJFOAKeTii9THwu1bsPNyoRH29jLE-jxCtMxTieAeZCkO7E_C7JY-m0ffAtuhMp4HH4ypi4nEuJ6P45t-N0zF6zd2yLX6K1xnQjSz-pgp_27kBCbgDh/s320/mbak+fidza.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
‘Memintarkan orang soleh itu jauh lebih mudah daripada, mensolehkan orang pintar.’ Sepenggal kalimat dari seorang ustadz yang memberikan ceramah rohani di salah satu ruang kantor yang kini kutempati. Begitu dalam dan butuh beberapa saat untuk kucerna, disaat yang sama terlintas wajah anak-anakku. Kucoba kukaitkan antara kalimat itu dan wajah-wajah mungil yang kini barangkali sedang menikmati masa bermainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jejak-jejak jemari di dinding, atau pecahan-pecahan keramik di beberapa bagian lantai rumah tak kan pernah kuhilangkan. Tak jua terbersit untuk merenovasi serpihan-serpihan memori itu dari sudut rumah ini. Di setiap kamar, di setiap perabot ada terserak tawa canda mereka. Di bingkai jendela, di daun pintu ada tertinggal air mata sendu mereka. Biarlah bekas itu tetap menghiasi rumah ini selamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di setiap subuh hari, ada lantunan tilawah dari mulut-mulut mungil. Bukan tanpa permulaan, yang pasti disetiap malas mereka ada tarikan selimut kami, ada percikan air diwajah kantuk mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di setiap adzan berkumandang, jerit panggil kami yang mengganggu riang waktu main mereka. Bukan tanpa perjuangan, namun lelah lalai kami, harap memiliki arti di kehidupan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di setiap wajah ketidakpuasan mereka, ada hentakan yang akan membuat mereka sadar. Bukan tanpa perlawanan, namun kami ingin mereka memiliki karakter yang dimiliki para orang soleh di awal usia mereka. karena mengisi kepala dengan ilmu dunia sangatlah mudah saat hati-hati mereka telah tertaut dengan iman, dan iman dapat dipatri dengan kebiasaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat serambi hati mereka terisi dengan kebiasaan yang akhlakul karimah, beban berat tidaklah selesai tertanggung. Karena anak-anak ini bukanlah seperti mangga yang diperam, yang dipaksa matang didalam ruang pengap, sempit dan gelap. Mereka adalah anak-anak zaman yang harus berkembang sesuai zaman yang mereka tapaki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tak bisa dipungkiri, di luar area rumah adalah wilayah yang tidak bisa dengan mudahnya dikontrol dan dikendalikan. Ada banyak sekali impuls yang akan membuat pemikiran dan penafsiran mereka akan kehidupan mereka sendiri teralihkan dari yang selama ini kutanamkan. Saat itu terjadi, ingatankau menerawang ke sebuah kalimat yang diberikan ibu dulu. ‘seperti engkau memegang mainan ular-ularan, biarkan kepalanya bergerak kesegala arah namun peganglah erat ekornya!’</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin sulit memang merangkum isi hati dan kemauan kepala anak-anak yang beranjak dewasa. Seperti mengisi balon dengan cat beragam warna, dan kemudian kita tak akan pernah bisa menebak warna apa yang akan keluar terlebih dahulu. Besar kemungkinan justru warna warna cat itu akan memunculkan warna baru yang jauh lebih indah dari warna apapun yang pernah kita masukkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah pengambilan buku raport yang keberapa kalinya yang tak bisa kami datangi lengkap ibu dan bapak. Sebab undangan yang diberikan adalah ditujukan kepada kedua orang tua, namun rata-rata yang ada diruangan kelas ini didominasi oleh ibu-ibu. Hanya 3 orang bapak bapak yang nongol menjadi pembeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini semangatku membara untuk ambil buku raport gadis sulungku, sebab setelah ini langsung menuju ke lokasi sekolah lanjutan yang diidam-idamkannya. Setelah seminggu yang lalu kami bertiga mengikuti test masuknya. Sebentar lagi gadis sulungku sudah SMP, waktu terasa hanya melewati kami. Seperti menyaksikan balapan di lintasan balap, kami hanya duduk di salah satu spot sedangkan para pembalap melewati kami dengan kencangnya. Kemudian termangu lagi, hingga pembalap melintasi kami lagi, berulang ulang setiap lap hingga finish tiba tiba mengakhiri semuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitupun saat ku baca sebuah kertas pengumuman yang membuat jemariku tak sabaran tuk merobek ujungnya dan sedikit mengintip kata yang tertera didalamnya, DITERIMA ataukah BELUM DITERIMA.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba memori masa kecil gadis beliaku ini memenuhi isi kepala, sejak pertama kali kepala mungilnya kudekap didadaku, saat pertama kali menjejakkan kaki, saat pertama kali bisa mengayuh sepedanya, saat masuk sekolah beberapa tahun yang lalu. Semua hanya lewat seperti ku menyaksikan pembalap dari salah satu kursi tribun penonton. Berkelebat dengan cepat kemudian menghilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘bapak, apakah putrinya sudah puber?’ Saya benar benar terbata menjawab pertanyaan dari salah satu pewawancara test masuk salah satu sekolah SMP ini. Pertanyaan yang sama sekali tak terlintas dipikiran untuk kusiapkan jawabannya. Pertanyaan ini bobotnya sama kayak dulu calon mertua menanyakan kepadaku, ‘apakah kamu siap menerima tanggung jawab membahagiakan anakku?’</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan karena ketidak tahuanku akan keadaan putriku. Bukan pula karena aku malu sebab aku adalah lelaki sedangkan dia adalah perempuanku. Namun angan-anganku kembali tercekat, putri sulungku sudah beranjak dewasa, dia bukan lagi gadis kecil yang dulu kugendong kemana saja dan kubanggakan sebagai penerusku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin sebentar lagi, aku akan menerima penolakan darinya. Karena isi kepalanya sudah tak lagi sejalan dengan isi kepalaku, dan egonya sudah mampu untuk berkata ‘tidak’ kepadaku. Sebentar lagi keinginannya sudah berdiri sendiri, nasehatku barangkali hanya sepintas lalu. Dan sebentar lagi peranku mungkin bukan lagi bapaknya, tapi lebih sebagai sahabatnya. Peran baru yang kucoba tuk kujalani dengan meraba-raba, seperti apakah dunia wanita itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin ketika saat itu tiba, aku akan mundur selangkah. Akan ku persilahkan ibundanya menjadi sahabat terbaiknya, aku akan menjadi pelindungnya saat ada seorang lelaki yang mengetuk pintu rumahku dan meminta ijin untuk bertemu dengannya. Aku akan menjadi sopirnya saat dia memintaku untuk mengantarkan bersama teman-teman wanitanya. Aku akan menjadi penggemar rahasianya saat sepucuk surat dari salah seorang temannya mampir di alamat rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu tiba, aku mungkin akan menyesali telah kehilangan banyak waktu membersamainya saat kecil dulu. Akan kuserahkan tugas sebagai ‘roomate’ kepada bundanya, karena perasaan wanita lebih terkait terhadap sesama wanita. Aku menyadarinya dan aku relakan itu semua. Mungkin sisa-sisa keberadaanku akan ada di dalam setiap shalat dan doaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah, mungkin aku terlalu baper memikirkan hal-hal yang terlalu jauh. Si sulung baru mau masuk SMP, belum juga puber. Namun pikiran ini selalu saja melayang layang setiap kali si sulung berganti jenjang sekolah. Saat lulus TK dan mau masuk SD pun dulu begini, sekarang hendak masuk SMP malah makin menjadi. Ketika masuk SMA barangkali saya ga ikut mendaftarkan saja, biarkan bundanya yang bergerak, daripada air mataku tumpah nanti di sekolahan. Berabe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apatah lagi nanti saat ada seorang lelaki yang meminang dirinya, bisa nangis 7 hari 7 malam (bung ahay version...). namun saat-saat itu pasti akan tiba, bila Allah memberiku umur panjang maka keadaan itu harus ku persiapkan sejak dini. Namun jika tiba saatnya berpisah, rasanya tak kuasa kami mencegahnya seiring tak kuasa kutahan apa yang menjelang di depan.</div>
masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-73516376805632182342016-09-28T12:22:00.001+07:002016-09-28T12:22:17.784+07:00Dia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAeThw1FhAV23zfw46fRIyT5y2KZEyQKLPxQNzVNQnbvDlAS-aCYKWZl3799WgJ0361VUD4u7TBDWlSOCJrU2AtMU4pFUr4b8PcX-X6TDGmgmRoQylV8h0dcqzHxL7-r1D7731AmutbwPk/s1600/WhatsApp+Image+2016-09-26+at+11.19.49+AM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAeThw1FhAV23zfw46fRIyT5y2KZEyQKLPxQNzVNQnbvDlAS-aCYKWZl3799WgJ0361VUD4u7TBDWlSOCJrU2AtMU4pFUr4b8PcX-X6TDGmgmRoQylV8h0dcqzHxL7-r1D7731AmutbwPk/s320/WhatsApp+Image+2016-09-26+at+11.19.49+AM.jpeg" width="240" /></a></div>
Dia memintaku duduk disebelahnya, disamping degup jantungnya. Dia memandangku, membaca suasana hatiku. Dia merasakan kehadiranku sepenuhnya, menyelimuti gelisahku. Kemudian dengan segenap keberaniannya, dia tumpahkan semua isi hatinya. Ah ... dasar wanita, ini semua hanyalah masalah rasa, yang harus ku-iya-kan. Namun tanpa itu wanita tidak akan pernah menjadi wanita.<br />
<br />Ayam jantan sudah bersahutan sejak sebelum mentari menampakkan sinarnya dicakrawala. Namun kabut tak jua beranjak dari kaca jendela kamar kami, menyapa embun yang kian pekat membasahi kisi kisi hati ini. Pagi ini adalah pagi di tahun ke dua belas usia pernikahan yang rencananya akan kami jalani selama kami masih hidup.<br />
<br />Empat buah hati kami, berebutan mengetuk pintu agar tetap bersama di pagi yang membeku ini. Teriakan dan candaan semakin hari semakin ramai, bersamaan dengan semakin bertamahnya keinginan yang mereka miliki. Mereka mengalihkan dunia yang selama ini kuketahui, memberi tambahan semangat untuk menjalani hari.<br />
<br />Menjalani pernikahan tidaklah semua mengenai suka cita, tidak juga semua mengenai duka lara. Pernikahan seperti meloncat ke dalam kolam yang berisi pijakan antara duka dan suka. Silih berganti berada diantaranya. Kadang juga terjerembab bersama, mengusap luka bersama, basah bersama. Terkadang menemukan permata, melihat langit yang sama.<br />
<br />Pernikahan menggambarkan tentang sebuah jalinan temali dimana ujungnya tidak sama panjang namun melekat bersama hingga temali itu menjadi lebih kuat dan tegar. Membuka pintu rumah dan yang didapati pertama adalah serakan mainan bahkan handuk basah, terbangun dengan aroma gosong masakan didapur, kalut saat pasangan belum juga sampai dirumah saat matahari telah terbenam. Dapat dengan lapang melepaskan kejengkelan tanpa berfikir mungkin dia lebih jengkel.<br />
<br />Namun menukar semua itu dengan memutar waktu bukanlah sebuah pilihan yang akan kuambil. Dua belas tahun yang kulewati telah membentukku menjadi lelaki seperti apa diriku seharusnya. Pernikahan memberiku pengalaman yang lebih dari cukup untuk menjadi suami.<br />
<br />Mencumbui kecemburuan, membersamai rindu, tertawan oleh sosok yang jauh lebih lemah ... ah pernikahan.<br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-78833391012139275882016-06-15T08:36:00.001+07:002016-06-15T08:36:08.506+07:00Ini Syi'ar, Bukan Lagi Individu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRhDPmwi5V8DhiwIYYhFOm8VDZpvQoPrYQ6utSEiM-ylQJj3gGbwqhQfSt287reCIqu0i9-H8Qt6B9dnaojEGQ8-NQ8ZB56EZZGcWtw4Cz_UT2wT2_eXjrdD77Qos1Qk0Ct0yzAum9bvy/s1600/dtl_18_7_2013_12_35_16.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIRhDPmwi5V8DhiwIYYhFOm8VDZpvQoPrYQ6utSEiM-ylQJj3gGbwqhQfSt287reCIqu0i9-H8Qt6B9dnaojEGQ8-NQ8ZB56EZZGcWtw4Cz_UT2wT2_eXjrdD77Qos1Qk0Ct0yzAum9bvy/s320/dtl_18_7_2013_12_35_16.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada yang nyeletuk “yang begitu gusar justru yang berdomisili diluar Serang”, Perihal penerapan Perda No.2 tahun 2010 mengenai Penyakit Masyarakat. Sudah sangat viral di media elektronik maupun media sosial tentang Ibu-ibu buta huruf yang membuka warung makannya di siang hari, karena yang bersangkutan tak bisa membaca selebaran dari Pemerintah Daerah setempat mengenai pelarangan membuka warung disiang hari saat Ramadhan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Padahal Masyarakat Serang beserta konstituen yang terkait justru adem ayem, MUI nya menanggapi dengan bijak, Pemerintah Daerahnya menerapkan peraturan dengan tetap menjunjung kemanusiaan. Sungguh informasi yang sepenggal dapat memberikan hasil output yang salah kaprah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Kemudian menjadikan opini yang berkembang, dibarengi dengan pemberitaan yang masif. Entah media menjadikannya berita atai penggiringan opini. Yang pasti di masyarakat telah terlanjur terbentuk dua kubu dalam perang opini tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Opini yang berpihak kepada si ibu baik dengan alasan toleransi, juga dengan argumen bahwa Muslim yang berpuasa tak seharusnya tergoda dengan warung makanan yang dibuka di siang hari. Beberapa pihak yang menjadikan toleransi sebagai landasan untuk mendukung si ibu pemilik warung, dengan segera dan tanggap membuka donasi untuk meringankan beban si ibu, yang kabarnya donasi itu telah mencapai 200 juta. Menjadikan setiap warung berlomba-lomba untuk membuka warungnya di siang hari, dengan harapan akan ada satpol PP yang akan menerapkan konskuensi Perda itu bagi warungnya dan mendapat donasi juga. Mbok ya, saya juga punya warung...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Sedangkan opini yang mengusik panca indera saya, justru opini yang membawa keimanan dalam hal puasa. Begitu lemahnyakah tingkatan orang berpuasa sehingga ada warung buka di siang hari saja sudah tergoda? Puasa macam apa yang tak tahan godaan aroma makanan? Terus kalau setiap godaan di bulan Ramadhan di hilangkan, apa yang kalian rayakan sebagai sebuah kemenangan di hari iedul fitri kelak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Saya ga mengatakan opini ini benar, namun saya juga sedikit terusik dengan pengambilan sudut pandang opini-opini tersebut. Tidak salah opini-opini tersebut bergulir, hanya saja konteksnya bukan untuk penutupan warung, tapi untuk muhasabah diri dalam konteks yang lebih besar yaitu jalan menuju ketakwaan. Justru opini semacam ini akan sangat cocok bila digandengkan dengan ayat Quran berikut ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. “Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” [Al ‘Ankabut: 2-3].</blockquote>
<blockquote>
<br /></blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh setiap muslim itu akan diuji tentang kadar keimanannya, tak akan luput semuanya. Hanya saja kita kadang sulit membedakan mana yang ujian mana yang bencana. Maka opini-opini diatas bukanlah opini yang menyudutkan, bukanlah opini yang nyinyir, ngenyek atau dangkalnya berlogika. Opini-opini itu hanyalah salah tempat, salah konteks dan salah peruntukannya. Sejujurnya siapapun yang beropini seperti itu dia sedang menanyakan kepada dirinya sendiri. Terlalu personal untuk membahas siapa yang menulis opini itu karena jawabannya ada di dalam diri mereka sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Konteks mengenai Warung makan yang buka di siang hari bukanlah mengenai individu dan keimanannya, namun tentang syiar islam. Allah berkata dalam Quran, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
“Janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan maksiat.” (QS. al-Maidah: 2)</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Sekalipun bukan kita pelaku maksiatnya, namun islam melarang kita untuk membantu ataupun memfasilitasi agar maksiat itu terjadi. Puasa Ramadhan adalah kewajiban, siapapun yang tidak melaksanakannya tanpa uzur maka dia telah melakukan maksiat bahkan bisa jatuh ke dosa besar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Membuka warung di siang hari bukan lagi masalah individu dan kualitas keimananya, namun masalah memfasilitasi untuk perbuatan maksiat. Sekaligus menyurutkan syiar-syiar islam dalam masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (QS. al-Hajj: 32)</blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Bulan ramadhan, termasuk syiar islam. Di saat itulah, kaum muslimin sedunia, serempak melakukan puasa. Karena itu, menjalankan puasa bagian dari mengagungkan ramadhan. Hingga orang yang tidak berpuasa, dia tidak boleh secara terang-terangan makan-minum di depan umum, disaksikan oleh masyarakat lainnya. Tindakan semacam ini, dianggap tidak mengagungkan kehormatan ramadhan.</div>
<br />Dulu para sahabat, mengajak anak-anak mereka yang masih kecil, untuk turut berpuasa. Sehingga mereka tidak makan minum di saat semua orang puasa. Ini syiar islam, dan sekali lagi ini bukan konteks individu dan keimanannya.<br /><br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-24816128953724081822016-05-31T11:48:00.001+07:002016-05-31T11:48:21.327+07:00Riba dan Hutang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ZQFUqd7pc3j9at3HdsI_Efsb49xqyADOhQ5WtWIx1rRUTUdMr3ehh_PsdDeA55rThEKlSw3hr7OwgN051okkWIFimvgJYkc2xuENURxoa3tt093CqvNbl5C7eX5sI3OUcSJFuvLgevv3/s1600/uang-logam-pohon-kecil-tumbuh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ZQFUqd7pc3j9at3HdsI_Efsb49xqyADOhQ5WtWIx1rRUTUdMr3ehh_PsdDeA55rThEKlSw3hr7OwgN051okkWIFimvgJYkc2xuENURxoa3tt093CqvNbl5C7eX5sI3OUcSJFuvLgevv3/s320/uang-logam-pohon-kecil-tumbuh.jpg" width="320" /></a></div>
Semakin hari semakin terbukti apa yang pernah diucapkan oleh Ali Bin Abi Thalib r.a dulu, “akan datang masa dimana seseorang yang tak berbuat riba akan tercium aroma riba dari tubuhnya.”. Bagaimana tidak, setiap seluk beluk transaksi hampir berbau riba. Mungkin yang masih belum tahu macam riba atau praktek riba ini bisa bertanya pada ustadz yang mumpuni atau googling di internet.<br />
<br />Ada memang riba yang jelas jelas riba, namun tak jarang yang sangat samar sekali. Namun tanpa sadar kita masuk ke jerat riba. Tak dipungkiri rasa riba ini begitu nikmat, merasa terbantu dan sangat memudahkan. Tapi sesungguhnya itu menipu, semisal rasa daging babi yang (katanya) nikmat padahal haram dajjal.<br />
<br />Butuh ilmu memang untuk memilah mana praktik riba dan mana mummalah yang syar’i. Terkadang bedanya sangat tipis, bahkan terkadang hanya berbeda di hal sangat kecil namun krusial untuk keseluruhan keberkahan muammalah itu sendiri.<br />
<br />Sebenarnya perkara riba ini sudah kupahami sejak dulu kala, namun paham tidaklah cukup untuk mendatangkan hidayah akan kepedulian untuk menghindar darinya. Buktinya, dengan mudahnya kujalani saja praktik praktik riba, dengan angan-angan ah dosa sih, tapi kan ga seberapa. Tak dinyana seorang sahabat memberikanku sebuah hadits yang sangat menohok,<br />
<br />Riba itu ada 70 dosa. Yang paling ringan, seperti seorang anak berzina dengan ibunya. (HR. Ibnu Majah 2360 dan dishahihkan al-Albani)<br />
<br />Pertama kali membaca hadits itu, seluruh bulu kudukku berdiri. Ketakutan akan azab dan bayang-bayang akan dosa riba yang selama ini kukerjakan bergumul di kepala. Penyesalan merambat di seluruh ruang hati. Ku pikir riba hanyalah dosa kecil. Nyatanya nash itu mengabarkan bahwa riba adalah dosa yang sungguh besar.<br />
<br />Mungkin sebagian orang juga berfikir sama denganku pada awalnya, ah hanya dosa kecil. Ah dampaknya ga seberapa kok. Padahal dampak yang ditimbulkan oleh riba sungguh masif, mulai dari tata perekonomian yang kacau balau, hingga permusuhan yang terjadi karena muammalah yang tak adil. Sungguh besar andil riba dalam memecah belah ukhuwah.<br />
<br />Yang pasti pemahamanku yang baru akan riba, mengantarkanku mengenal sebuah komunitas bebas riba yang isinya adalah orang-orang yang juga telah terfahamkan tentang bahaya riba. Namun juga masih terjebak di dalam kolam riba, sama seperti diriku. Masih terikat dengan lembaga pembiayaan untuk menyelesaikan hutang riba.<br />
<br />Memang kewajiban pelunasan ini tetap harus ditunaikan, karena sudah menjadi kesepakatan di awal. Namun setidaknya niat untuk tak lagi berhutang, apalagi berhutang ribawi sudah tertancap erat. Jadi sekarang tinggal membersihkan bau-bau riba dari seluruh ruangan rumah. Yang lalu biarlah berlalu, Allah yang akan menilainya.<br />
<br />Jangan sekali-kali mendekati riba, untuk itu jangan berhutang bila tidak untuk kebutuhan yang mendesak! Mungkin salah satu tips yang akan kujalani adalah menjauhi hutang, bila tak mendesak. Walau dalam islam berhutang adalah perkara yang dibolehkan.<br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-17564403337231563402016-05-20T11:50:00.002+07:002016-05-20T11:51:51.057+07:00Aku dan Motorku<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgNJWBgjLG8F2vdHkKA4qDMF_bCOAiSamUs12ESyI8L32qVsdovbFAzZRjNafAOrDupAD5e-iAN0t5R13fsTTu8UJEnTrC4eAfygvbBJ4uDUrpnMk491UjBKinOL2BjYcHPG_PIPaQ-JgA/s1600/13103528_10204882051565994_5808830179060142559_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgNJWBgjLG8F2vdHkKA4qDMF_bCOAiSamUs12ESyI8L32qVsdovbFAzZRjNafAOrDupAD5e-iAN0t5R13fsTTu8UJEnTrC4eAfygvbBJ4uDUrpnMk491UjBKinOL2BjYcHPG_PIPaQ-JgA/s320/13103528_10204882051565994_5808830179060142559_n.jpg" width="181" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya tidak juga bisa dikatakan hobi, hanya karena dulu bapak adalah pegawai rendahan yang hanya mampu memiliki motor, maka kesenangan itu bermula. Mengendarai motor tidaklah menjadi pilihan bagi sebagian orang saat ini, saat mampu memiliki kendaraan yang lebih mewah. Sudah lewat masa kejayaan kendaraan roda dua ini membelah jalanan, namun tidak bagi saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Probolinggo ke Jogjakarta hampir pasti telah menjadi rutinitas bulanan bagiku dan bagi bapak dulu dengan motor butut yang dah tak muda lagi. Bukan tentang tujuan yang membuatku begitu bahagia, namun tentang perjalanannya itu sendiri. Duduk diatas jok motor dan merasakan angin, istirahat di pom bensin ataupun masjid ataupun warung yang terserak di sepanjang jalan, melihat aktivitas masyarakat di pinggir jalan. Pengalaman yang tak kan pernah terlupakan, bahkan telah mengurat nadi. Hingga rasa itu pun selalu ingin terulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengendarai motor tidaklah semenarik mengendarai kendaraan roda empat, apalagi di kultur Indonesia yang mengedepankan materi sebagai patokan kemakmuran. Motor identik dengan kendaraan kaum proletar, walau sebenarnya ada jenis motor tertentu yg harganya malah jauh lebih tinggi dari kendaraan roda empat. Namun mind set sudah terlanjur terbentuk, bila anda naik motor meskipun duit anda ga berseri, anda akan terlihat seperti tukang ojek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah naik kuda? Atau onta? Burung onta deh? Belum semua? Sama, saya juga. Hehehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun setidaknya saya pernah naik gajah di Taman Nasional Way Kambas kala itu, menyusuri sungai dan hutan. Menapaktilasi para pawang gajah membawa gajahnya ke dalam hutan untuk mencari kayu atau memburu babi. Para pawang dan gajahnya ini diharuskan memiliki ikatan, agar mereka dapat melaksanakan tugas dgn baik. Pawang dan gajahnya bukan lagi seperti tuan dan peliharaannya, lebih mirip bapak dan anaknya, atau kakak dan adiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Motor bagiku seperti kuda, onta, burung onta ataupun gajah. Walaupun motor barang mati dengan memperlakukan sebaik-baiknya maka motor seperti mengikuti apa yang kita mau. Setidaknya kalau pecah ban tepat di depan tukang tambal ban, atau kalau macet tepat didepan bengkel motor. Kadang ketika berkendara sendiri di atas motor sering ngobrol sendiri padahal sebenarnya sedang pura-pura berbincang dengan si motor buluk ini. Membangun ikatan walau sebenarnya tak ada yang bisa dibangun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perjalanan motor kuperlakukan seperti teman perjalanan, kalau dia kehujanan ya saya juga kehujanan. Kalau dia tersengat terik mentari maka segera kuteduhkan, walau sebenarnya dia juga tak merasakan panas. Hanya sebuah ikatan yang berusaha dibangun agar perjalanan tak begitu sepi dan hening.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin ikatan itulah rahasia yang membuat setiap perjalananku diatas motor begitu nikmat. Tak peduli apa dan dimana tujuan, ketika melayang di atas motor merasakan angin dan sinar mentari adalah adrenalin yang mencandu. Tak peduli hujan atau pun kabut, nikmat itu serasa tak tergantikan. </div>
masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-55571346213614457032016-05-19T15:31:00.001+07:002016-05-19T15:31:44.125+07:00Belahan Jiwa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1858SYD9W1kpoyVTwq3N1HhM8n8bgKw0hB4FkNr5IwvG4iTDf8GZAa0HM4i1Y5aWFvwL-CHlk5MrZRleFSqxh7Ti1FdJ1uLy83286_EgZZmYXWZOKb-an1JQWp79p4vVeN8YE3RVXssM0/s1600/mendung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1858SYD9W1kpoyVTwq3N1HhM8n8bgKw0hB4FkNr5IwvG4iTDf8GZAa0HM4i1Y5aWFvwL-CHlk5MrZRleFSqxh7Ti1FdJ1uLy83286_EgZZmYXWZOKb-an1JQWp79p4vVeN8YE3RVXssM0/s320/mendung.jpg" width="320" /></a></div>
Bahagianya hari tidaklah mungkin ditakar dari surutnya cahaya mentari, indahnya malam tidak pula diukur dari ada dan tiadanya gemintang. Aku hilang di antara keramaian, bercanda dengan fikiranku sendiri.Memandangi bayangan, dengan dinginnya rasa.<br />
<br />Mentari masih bersinar dengan teriknya namun tak jua kurasakan hangatnya. Kutunggu malam tiba semoga gemintang bisa memberikanku keindahan, walau diujung langit kulihat awan hitam berarak.<br />
<br />Ku tak berharap hujan kembali datang, namun bukankah hujan adalah pertanda bahwa pekat akan segera hilang? Namun kini disekujur kulit telah kurasakan rintik air di udara, walau sebenarnya hujan belum datang. Awan hitam masih bergayut di kaki langit. Setia menunggu angin yang akan menghantarkannya ke tanah kering bebatuan.<br />
<br />Aku berdiri di persimpangan, merendah bersamai pioni. Menatap dengan mata yang berdebu, badai akan segera tiba. Menentukan hendak kemana hati ini akan dibawa. Menunggu setiap kata agar dapat kutahan rintihan lidah dan gelegarnya ucapan.<br />
<br />Tak peduli setajam apa hempasan hujan, aku akan tetap berjalan. Walau sakit, walau perih, karena di persimpangan itulah aku akan menunggu saat mentari kembali menyala.<br />
<br />Belahan jiwa....<br />Apa kabarmu disana?<br />Adakah engkau baik-baik saja?<br />Bila mendung menggelayuti langitmu, aku akan basah untukmu.<br />Kita akan duduk di bangku itu, dan memandang pelangi hingga mentari tak lagi bersinar.<br />Bersama.....<br />Hingga bosan hujan mengguyur<br />Hingga enggan mentari bersinar<br />Hingga lelah awan hitam menaungi<br />Hingga tiba waktu berhenti.<br />masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7453739400787675095.post-40710629067430956342016-04-08T15:55:00.000+07:002020-03-10T09:02:06.101+07:00[OPINI] Bagaimana akhirnya kuputuskan tidak memvaksin anak-anakku<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwQgO-q1HKpf7uycrk9T2853ymFzoOdfpEwQR_jKf9wOkUiHeZGdJ5zJYjcdFyvkQdJgcO6_BIERmJoRKR4Mgw7_1Q00tcrcPRQj50Rayb684cVw7Jf_IUYhpETnamem-vk_U9Va6Ay2rB/s1600/331102.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwQgO-q1HKpf7uycrk9T2853ymFzoOdfpEwQR_jKf9wOkUiHeZGdJ5zJYjcdFyvkQdJgcO6_BIERmJoRKR4Mgw7_1Q00tcrcPRQj50Rayb684cVw7Jf_IUYhpETnamem-vk_U9Va6Ay2rB/s320/331102.jpg" /></a></div>
Tulisan ini hanya menyimpulkan dari pengalaman pribadi, tiada maksud apapun selain memberikan kabar berdasar pengalaman pribadi. Bila anda mengikuti prosedur apapun yang saya tuliskan di bawah maka segala bentuk resiko dan konsekuensi menjadi tanggung jawab pribadi.
<b> </b><br />
<br />
<b>Latar Belakang</b><br />
18 September 2008, saat itulah terakhir kali kupandang wajah ibuku. Ibu yang melahirkanku, yang memberikan air susunya, yang mengajari tentang hidup dan segalanya. Ibu divonis menderita kanker usus, sekitar 3 bulan sebelumnya. Dokter memutuskan untuk mengangkat kanker itu karena letaknya yang menutup jalannya makanan di dalam usus.<br />
<br />
Yang menjadi solusi dari dilema yang harus diambil, antara membiarkan menangani kanker itu dengan obat namun membuat jalan lain di usus sebagai pembuangan feses, atau mengangkatnya dengan resiko kanker akan menyebar. <br /><br />Dua puluh enam hari sebelum kepergiannya ibu menjalani terapi kemo untuk kankernya, dan selama itu penderitaan selalu menggerogoti tubuhnya. Aku tahu walau tak sepatah kata pun keluhan keluar dari mulutnya. <br /><br />Kemoterapi bagaikan bom yang dimasukkan kedalam sekumpulan sel, dia tak membedakan mana sel sehat dan mana sel sakit. Sehingga sakit yang amat sangat akan diderita bagi pasien yang menjalani terapi kemo bukanlah mengada-ada.
<br /><br />Sepeninggal ibu, membuatku berfikir dan merenungkan hadits ini; “Nasihati dirimu dengan dua hal.<br />
<br />
Nasihat yang berbicara yaitu Alquran dan nasihat yang bisu yaitu kematian.” Kematian ibu kujadikan pelajaran khususnya dalam hal kesehatan. Selama ini aku dibesarkan dalam keluarga yang tidak terlalu peduli dengan perihal kesehatan. <br /><br />Percaya begitu saja terhadap apapun yang dokter katakan tanpa mau menelisik, tanpa mau mempelajari dan bertanya. Bertolak dari sakit ibu itulah kemudian bertekad untuk mulai mempelajari ilmu kesehatan.
<b> </b><br />
<br />
<b>Mengenal Ilmu Kesehatan</b><br />
Ditengah keawaman pengetahuanku akan ilmu kesehatan, sering ku berfikir. Sakit kanker ibuku pasti dimulai dari kebiasaan makan beliau yang kadang hanya berbatas pada halal dan haram. Menyelidik lebih jauh ibuku juga sering minum obat-obatan warung, makan dan minum yang serba instan.<br />
<br />
Sehingga kumulai semua perubahan hidupku dari membiasakan diri mengkonsumsi yang alami dan mengurangi asupan sintetis dan instan. Tidak mudah minum obat saat sakit, menahannya hingga batas dimana tak sanggup lagi bertahan.
Tekadku menemui peraduan, Allah mempertemukanku dengan seorang ustadz yang juga seorang terapis dan herbalis terlatih dan berpengalaman.<br />
<br />
Yang menjadi sumber syukurku berikutnya adalah, beliau juga tanpa ragu-ragu mengajarkan seluruh ilmunya tanpa meminta imbalan sedikitpun. Beliau hanya berpesan, sampaikan ilmu ini kepada siapa saja, karena ilmu ini adalah harta karun muslimin.
Rutin setiap minggu kudatangi ilmu itu, dimana lagi akan kudapatkan ilmu gratis ini.<br />
<br />
Selain mendapatkan ilmu kesehatan islam aku juga diajarinya ilmu fiqh, mempelajari beberapa hadits, mempelajari tafsir dan sedikit muammalah. Alangkah luar biasanya, berapa pulau yang terlampaui dalam sekali dayung ini.
<br /><br />
Lebih dari 2 tahun aku mendatangi ilmu itu secara intens, hingga kini pun masih terus kupelajari. Hingga benar apa yang pernah diucapkan ibnu qayyim, bahwa sepertiga ilmu yang diturunkan Allah ke dunia adalah tentang kesehatan. Semakin mempelajarinya akan semakin bodoh diri ini dibuatnya. Sehingga sampai kapanpun, status pembelajar itu tak akan pernah hilang.
<b> </b><br />
<br />
<b>Natural dan Alami</b><br />
Tak pernah sekalipun diri ini menyatakan tak membutuhkan dokter atau tindakan medis modern. Namun dokter dan tindakan medis modern bukanlah menjadi prioritas utama dalam hal penanganan kesehatan bagiku dan keluargaku. <br /><br />Dokter dan tindakan medis modern adalah second opinion bagiku, karena memang begitulah urutan yang dapat diambil intisarinya dari salah satu kitab ibnu qayyim yang paling terkenal Thib nabawi.<br /><br /> Bahwa ibnu qayyim lebih mengedepankan pencegahan yang bersifat alopati dan holistik.
Porsi penanganan penyakit pada keseluruhan tindakan kesehatan menurut ibnu qayyim adalah saat dibutuhkan saja.<br />
<br />
Pencegahan penyakit menduduki porsi terbesar dalam keseluruhan keilmuwan thib nabawi. Sehingga bukan berarti dokter dan tindakan medis modern tidak dibutuhkan lagi, namun dibutuhkan pada saat yang tepat.
<br /><br />Bahan-bahan yang belum tercemar oleh sintetis kimia tidaklah memberikan efek samping bila digunakan pada dosis dan cara yang tepat. Alasan inilah yang kemudian menjadikan first optionku akan penanganan kesehatan teraplikasi. Sebenarnya alasan paling mendasar adalah karena sangat percaya bahwa industri farmasi itu telah berubah menjadi kartel yang memanfaatkan keawaman masyarakat.
<b> </b><br />
<br />
<b>Keputusan tidak memvaksin</b><br />
Vaksin, pada dasarnya hanyalah produk farmasi yang dipasarkan untuk mengeruk profit. Sama seperti produk farmasi yang lain. Satu teori yang saya percayai dalam penjualan produk farmasi ini adalah bahwa obat-obatan sintetis itu dipasarkan untuk membuat masyarakat addicted (walau tak semuanya). Pada dasarnya, sebagian besar produk farmasi hanya meredakan symptom, tidaklah menuntaskan sumber sakitnya.<br />
<br />
Contoh, bila anda sedang flu, yang biasa dijual dipasaran adalah obat-obat yg mengandung, antipiretik dan sebagian ada yang mencampurnya dengan antihistamin yg memiliki efek mengantuk. Flu adalah bersumber dari virus, sedangkan hingga saat ini belum ada obat untuk membunuh virus (correct me if i’m wrong). <br /><br />Sehingga pada dasarnya yang kita butuhkan hanya penguatan antibody, dengan cara istirahat, menambah asupan nutrisi dan vitamin dan memperbanyak cairan.
Berbeda dengan vaksin, yang diklaim adalah sebagai pencegah untuk satu macam penyakit, baik itu yang bersumber dari virus ataupun bakteri atau yang lain.<br />
<br />
Dengan begitu diciptakannya vaksin adalah sebagai deklarasi bahwa farmasi tidak memiliki cara untuk membunuh mikroorganisme itu kecuali dgn antibody yg terkandung dalam sistem imun manusia itu sendiri.
Teori yang tidak sepenuhnya salah, namun sayangnya dieksekusi dengan cara dan prosedur yang salah. Dunia farmasi kemudian menciptakan vaksin, dari 3 jenis virus; a.virus hidup, b. Virus yang dilemahkan dan c. Biovirus (rekayasa genetik).<br />
<br />
Cara yang ambisius untuk memulai sebuah teori yang belum teruji dan tanpa dasar yang signifikan. Memasukkan penyakit ke dalam tubuh agar terbentuk imunitas sudah merupakan jalan pintas bila saya berbicara dalam dunia kesehatan islam dimana yang menjadi dasarnya adalah wahyu. Namun para ulama sepakat menghukuminya mubah karena metode atau tata cara selain ibadah tidak ada larangan sebelum ada dalil yang melarangnya.
<br /><br />
Dari Abû Sa’îd Sa’d bin Mâlik bin Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.” (Ad-Daraquthni (III/470, no. 4461).)<br />
<br />
Prosedur yang terkesan <i>trial and error</i>, memiliki banyak kejanggalan atau info yang sengaja tidak disampaikan dalam hal pembuatan vaksin. Halal dan tayyib adalah rambu yang tak bisa dilanggar bagi muslim dalam setiap apapun yang masuk kedalam tubuhnya.
<br /><br /><b>Halal dan Tayyib
</b><br />Berbicara Halal tentu hal ini akan mengerucutkan pembahasan pada hanya muslim saja, walau sejatinya dahulu kala semua agama samawi sejatinya mendasari relnya salah satunya juga pada halal haram, namun biarlah itu menjadi pembahasan di topik yang lain. Sekarang mari kita jawab pertanyaan ini, Sepenting apa sih pemahaman halal itu bagi muslim?<br />
<br />
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah setan karena setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 168)<br />
<br />
Sa’ad bin Abi Waqash pernah meminta doa kepada Rasulullah saw. agar dirinya dijadikan orang yang doa-doanya diijabah. “Ya Rasulullah, doakan kepada Allah agar aku menjadi orang yang dikabulkan doanya oleh Allah,” ungkapnya.
Rasulullah saw. menjawab, “Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, tidak akan diterima amal-amalnya selama empat puluh hari dan bagi seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya” (H.R ath-Thabrani).<br />
<br />
Dari riwayat ini bisa ditarik kesimpulan, betapa halal adalah batasan bagi muslim dalam menempuh gaya hidupnya, betapa halal adalah syarat mutlaq bagaimana kualitas ibadah itu diterima. Jadi meremehkan batasan halal sama saja menyia-nyiakan ibadah kita kepada Allah.
<br /><br />Para fuqaha membagi halal ini ke dalam dua bagian, yaitu halal zat atau jenisnya dan halal cara memperolehnya. Makanan yang halal dari segi zatnya adalah semua makanan, kecuali bangkai (binatang yang mengembuskan nyawanya tanpa disembelih secara sah, kecuali ikan dan belalang), khamr (termasuk semua yang memabukkan), babi dan turunannya, binatang buas dan bertaring, binatang pemakan kotoran, darah yang mengalir, dan sebagainya (lihat Q.S. al-Baqarah [2]: 173).<br />
<br />
Sementara itu, halal dari segi cara memperolehnya adalah setiap makanan yang didapatkan dengan cara-cara yang dibenarkan agama, bukan melalui cara-cara yang batil dan merugikan orang lain, seperti mencuri, menipu, riba, dan sebagainya.<br />
<br />
Sehingga pembahasan tentang vaksin akan masuk didalam pembahasan halal zat atau jenisnya. Sedangkan halal memperolehnya/tindakannya adalah sebagai imuniasasi dan sudah difatwakan oleh salah satunya fatwa Abdul Aziz bin baz dan difatwakan mubah dengan catatan bila tidak memanfaatkan atau pernah bersinggungan dengan zat haram mutlak sebelumnya.<br />
<br />
Sedangkan ketayyiban produk vaksin sungguh masih sangat diragukan bila membaca beberapa jurnal berikut ini;
Jurnal Toxicological Sciences melaporkan konsentrasi thimerosal untuk menimbulkan efek toksik adalah antara 405 µg/l – 101 mg/l atau setara dengan kadar merkuri 201 µg/l – 50 mg/l. Sedang bila dihitung rata-rata, bayi berumur 6 bulan mendapat akumulasi paparan merkuri maksimal dari vaksinasi sebesar 32 – 52 µg/kg berat badan. Pada perhitungan lebih rinci, angka ini hampir 4 kali lipat lebih rendah dari batas minimal tersebut. Tetapi masih belum jelas apakah paparan dosis rendah dalam jangka panjang akan mempengaruhi tingkat toksisitasnya.
Analisis efek toksik thimerosal selama ini didasarkan pada efek metil merkuri, sementara yang terkandung adalah etil merkuri. Metil merkuri mudah terakumulasi di dalam tubuh karena waktu paruhnya panjang (sekitar 45 hari).<br />
<br />
Akumulasi akan lebih tinggi pada bayi karena masih belum sempurnanya sistem ekskresi. Sementara pada Lancet bulan November 2002, Pichichero et. Al melaporkan ternyata ekskresi etil merkuri pada bayi berumur 6 bulan, 6 kali lebih cepat daripada metil merkuri (45 hari berbanding 7 hari), sehingga tingkat akumulasinya lebih rendah daripada yang diperkirakan. Hal ini memperkuat dugaan Magos bahwa etil klorida mulai menimbulkan risiko bila kadar dalam darahnya 1 µg/ml (1000 µg/l). Metil merkuri lebih cepat menimbulkan risiko karena ada mekanisme transmisi aktif difasilitasi oleh suatu asam amino sehingga cepat menembus sawar darah otak (blood brain barrier). Sementara etil merkuri, di samping tidak memiliki mekanisme transmisi aktif tersebut, juga berukuran molekul lebih besar dan didekomposisi lebih cepat daripada metil merkuri.
Pada tataran klinis, hasil eksperimental di laboratorium oleh Baskin et al. melaporkan bahwa thimerosal merusak membran sel dan DNA serta memacu terjadinya apoptosis pada sel neuron dan fibroblast manusia.<br />
<br />
Tetapi hasil pada hewan coba menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan diduga ada pengaruh faktor genetis karena hanya didapatkan sifat neurotoksisitas pada strain tikus tertentu.
Journal of American Physicians and Surgeons melaporkan analisis terhadap data di VAERS (Vaccine Adverse Events Reporting System). Disebutkan, adanya paparan 75 – 100 µg merkuri dari vaksin yang mengandung thimerosal menimbulkan peningkatan 2 – 6 kali pada insiden gangguan perkembangan neurologis dan penyakit jantung dibandingkan kelompok yang mendapat vaksin tanpa thimerosal.<br />
<br />
<b>Vaksin sebagai produk </b><br />
MUI sebagai lembaga atau wadah menyatukan umat dalam keanekaragaman, memberikan nasehat dan fatwa. Ada 5 tugas pokok MUI yaitu;<br />
1. Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya);<br />
2. Sebagai pemberi fatwa (mufti);<br />
3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat (Riwayat wa khadim al ummah);<br />
4. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid;<br />
5. Sebagai penegak amar ma’ruf dan nahi munkar. Sehingga tak berlebihan bila MUI menjadi salah satu tolok ukur untuk memberikan kemantapan dalam menentukan pilihan pribadi.<br />
<br />
Dalam peranannya itulah kemudian MUI memiliki Lembaga tersendiri yang berisi para peneliti dan ilmuwan untuk menelisik produk yang beredar dimasyarakat dalam kaitan kehalalannya.<br />
<br />
LPPOM MUI (Lembaga pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia) adalah lembaga bentukan MUI yang bertugas untuk memberikan informasi apakah produk itu halal atau belum.
Maka apabila sebuah produk vaksin telah terjamin kehalalannya, pasti produk vaksin itu akan terdaftar di list sertifikasi halal LPPOM MUI. Jika tidak maka memiliki beberapa kemungkinan, antara lain;<br />
<br />
1. Produk vaksin itu tidak lolos uji kehalalaan;<br />
2. Produsen tidak mendaftarkan produknya untuk diteliti kehalalannya oleh LPPOM MUI.
<br /><br />Titik kritis tercampurnya bahan babi kedalam produk vaksin adalah pada proses penumbuhan virus, dimana setelah diambil dari tempat penyimpanannya, bibit virus dicairkan dan dihangatkan secara hati-hati pada keadaan tertentu.<br />
<br />
Sejumlah kecil sel virus ditempatkan dalam sebuah “pabrik sel”, yaitu sebuah mesin kecil yang, dengan penambahan media yang sesuai, memungkinkan sel virus untuk berkembang biak. Media juga mengandung protein lainnya dan senyawa organik yang mendorong reproduksi sel virus. (proses ini memungkinkan unsur babi masuk dalam tahap pembuatan vaksin, jika protein yang dipakai berasal dari babi). Pertumbuhan sel virus sangat dirangsang dengan penambahan enzim ke medium, di mana yang paling umum digunakan adalah tripsin.<br />
<br />
Enzim adalah protein yang juga berfungsi sebagai katalis dalam metabolisme dan pertumbuhan sel. Tripsin dapat diperoleh dari pankreas sapi atau babi, sehingga unsur babi juga bisa masuk pada proses ini jika dipakai tripsin yang berasal dari babi.
Kemudian tahap berikutnya adalah tahap pemisahan dan pemilihan strain virus, dimana di tahap inilah titik kritis itu kembali dipertanyakan. Apakah dengan teknologi pencucian semacam filtrasi atau sentrifugasi unsur babi bisa terpisah sepenuhnya dari produk vaksin?<br />
<br />
“Namun apabila kita meneliti lebih jauh, mendalam, hingga tingkat molekuler, dan berbicara pada tataran mekanisme reaksi, dengan dasar bahwa pada kenyataannya, seperti yang telah dipaparkan di atas, sebagian produk reaksi pertama, dimana molekul hidrogen dari produk reaksi pertama berasal dari serin yang ditransfer kepada histidin, lalu berakhir kepada gugus amina sebagai produk hidrolisis pertama, terintegrasi secara struktur sebagai bagian produk hidrolisis. Tentunya proses pencucian dan pembersihan total tidaklah memiliki arti apa-apa karena sebagian molekul (molekul hidrogen) yang berasal dari tripsin telah terintegrasi secara struktural sebagai bagian produk reaksi enzimatis.”<br />
<br />
Kesimpulan yang diambil oleh Khomaini Hasan seorang peneliti dibidang biomolekular ini diambil berdasar keilmuannya.
<br /><br />Babi seperti yang muslim ketahui adalah salah satu yang haram dikonsumsi dan najis sifatnya. Tanpa terkecuali pada seluruh daerah dan bagian tubuhnya.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai darah daging babi dan binatang yang disebut selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas maka tidak ada dosa baginya.<br />
<br />
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang . (QS. Al-Baqarah : 173)<br />
<br />
Pendapat As-Syafi'i, bahwa kulit yang menjadi suci dengan disamak adalah semua kulit bangkai binatang, kecuali anjing, babi, dan spesies keturunannya. (Syarh Shahih Muslim, 4/54).<br />
<br />
Najisnya babi bersifat ketetapan dari Allah SWT, baik lewat Al-Quran maupun lewat sabda Rasululullah SAW. Maka tidak ada illat apapun dari kenajisannya ataupun dari keharaman memakannya, kecuali semata-mata ketetapan dari Allah SWT.<br />
<br />
Maksudnya, babi itu dianggap najis bukan karena alasan-alasan ilmiyah, seperti anggapan bahwa babi itu hewan yang kotor, mengandung banyak kuman penyakit, cacing pita, virus dan sebagainya. Semua itu memang mungkin saja benar, namun kenapa Allah SWT menetapkan sebagai hewan yang najis, tentu alasannya tidak ada kaitannya dengan hal-hal semacam itu.
Maka alasan mengharamkan babi karena hewan itu kotor dan mengandung penyakit, tentu bukan alasan yang bersifat syar’i. Hakikat najis dan haramnya babi yang sebenarnya adalah semata-mata alasan syariah saja, yaitu karena Allah SWT sebagai Tuhan telah menetapkan bahwa babi itu najis dan haram dimakan.
<b> </b><br />
<br />
<b>Perubahan Wujud ‘ain</b><br />
Yang dimaksud dengan ‘ain suatu benda adalah wujud fisik hakikat dan dzat benda itu. Dan ‘ain suatu benda bisa berubah wujud dengan proses tertentu.
Contoh yang sederhana adalah minyak bumi yang kita pakai untuk bahan bakar sehari-hari. Kita semua tahu bahwa minyak bumi berasal dari hewan yang hidup jutaan tahun yang lalu, lalu hewan mati dan terkubur di dalam tanah. Tentu kalau hewan itu mati, seharusnya menjadi bangkai.<br />
<br />
Dan hukumnya bangkai tentu najis. Lalu kenapa kita tidak mengatakan bahwa bensin itu najis? Alasannya karena bensin itu sudah mengalami perubahan 'ain dari 'ain hewan menjadi ‘ain minyak bumi. Proses perubahan ‘ain suatu benda menjadi ‘ain yang lain disebut istihalah.
Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah mengatakan bahwa benda yang najis apabila telah mengalami perubahan ‘ain dengan istihalah, maka pada hakikatnya benda itu sudah berubah wujud. Sehingga hukumnya sudah bukan lagi seperti semula, tetapi berubah menjadi suci.<br />
<br />
Jadi bila kita ikuti logika pandangan kedua mazhab itu apabila babi sudah berubah menjadi benda lain, misalnya menjadi tanah, garam, fosil, batu, atau benda lainnya yang sama sekali tidak lagi dikenali sebagai babi, maka hukumnya tidak najis.
Dengan logika ini, insulin dan benda-benda kedokteran yang disinyalir berasal dari ekstrak babi secara nalar telah mengalami perubahan ‘ain lewat proses istihalah. Sehingga hukumnya tidak lagi najis.<br />
<br />
Namun dalam pandangan mazhab Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah, meski pun benda najis sudah berubah ‘ain-nya dan beristihalah menjadi ‘ain yang lain tetap saja hukum najis terbawa serta.
Dengan pengecualian dua kasus saja, yaitu penyamakan kulit bangkai dan berubahnya khamar menjadi cuka. Selebihnya semua perubahan ‘ain tidak berpengaruh pada perubahan hukum termasuk babi yang diekstrak menjadi insulin dan sebagainya.<br />
<br />
<b>Hukum Berobat</b><br />
Rincian tentang masalah hukum berobat disampaikan oleh Syaikh Sholih Al Munajjid,<br />
1- Berobat jadi wajib jika tidak berobat dapat membinasakan diri orang yang sakit.<br />
2- Berobat disunnahkan jika tidak berobat dapat melemahkan badan, namun keadaannya tidak seperti yang pertama.<br />
3- Berobat dihukumi mubah (boleh) jika tidak menimpa pada dirinya dua keadaan pertama.<br />
4- Berobat dihukumi makruh jika malah dengan berobat mendapatkan penyakit yang lebih parah. (Fatawa Syaikh Sholih Al Munajjid no. 2148)<br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Berobat tidaklah wajib menurut mayoritas ulama. Yang mewajibkannya hanyalah segelintir ulama saja sebagaimana yang berpendapat demikian adalah sebagian ulama Syafi’i dan Hambali. Para ulama pun berselisih pendapat manakah yang lebih utama, berobat ataukah sabar. Karena hadits shahih yang menerangkan hal ini dari Ibnu ‘Abbas, tentang budak wanita yang sabar terkena penyakit ayan.” (Majmu’ Al Fatawa, 24: 268)
Ibnu Taimiyah melanjutkan, “Sekelompok sahabat Nabi dan tabi’in tidak mengambil pilihan untuk berobat. Ada sahabat seperti Ubay bin Ka’ab dan Abu Dzar tidak mau berobat, lantas sahabat lainnya tidak mengingkarinya.”
<b> </b><br />
<br />
<b>Berobat dengan yang najis dan atau haram</b><br />
Hadis yang melarang berobat dengan sesuatu yang haram/najis, misalnya sabda Nabi SAW,"Sesungguhnya Allah-lah yang menurunkan penyakit dan obatnya, dan Dia menjadikan obat bagi setiap-tiap penyakit. Maka berobatlah kamu dan janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram." (HR Abu Dawud, no 3376).
Sabda Nabi SAW "janganlah kamu berobat dengan sesuatu yang haram" (wa laa tadawau bi-haram) menunjukkan larangan (nahi) berobat dengan sesuatu yang haram/najis. Berdasarkan ini, sebagian ulama mengharamkan berobat dengan sesuatu yang haram/najis. (Walid bin Rasyid As-Sa'idani, Al-Ifadah Asy-Syar'iyah fi Ba'dhi Al-Masa`il Ath-Thibbiyah, hal. 14).
<b> </b><br />
<br />
<b>Berobat bukan perkara Darurat</b><br />
Kesembuhan tidak memiliki suatu sebab tertentu yang pasti. Tidak seperti rasa kenyang yang memiliki sebab tertentu yang pasti. Karena ada orang yang disembuhkan Allah tanpa obat, dan ada yang disembuhkan oleh Allah dengan obat-obat dalam tubuh –baik yang halal maupun haram-.<br />
<br />
Terkadang obat dipakai tapi tidak membawa kesembuhan, karena ada syarat yang tak terpenuhi atau adanya penghalang. Tidak seperti makan yang merupakan sebab rasa kenyang. Karenanya Allah membolehkan memakan barang haram bagi orang yang mudltor (terpaksa) ketika terpaksa oleh kelaparan, karena rasa laparnya hilang dengan makan dan tidak hilang dengan selain makan. Bahkan bisa mati atau sakit karena kelaparan. Karena (makan) adalah satu-satunya jalan untuk kenyang, Allah membolehkannya.<br />
<br />
Tidak seperti obat-obatan yang haram ( bukan satu-satunya jalan untuk sembuh).
Bahkan bisa dikatakan bahwa berobat dengan obat-obatan yang haram adalah tanda adanya penyakit dalam hati seseorang, yaitu pada imannya. <br /><br />Karena jika ia adalah bagian dari umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang beriman, maka Allah tidaklah menjadikan kesembuhannya pada apa yang diharamkan.Oleh karena itu, jika ia terpaksa makan bangkai atau sejenisnya, wajib baginya untuk memakannya menurut pendapat yang masyhur dari keempat imam madzhab. Sedangkan berobat (dengan barang halal sekalipun), hukumnya tidak wajib menurut sebagian besar ulama.<br />
<br />
Bahkan mereka berbeda pendapat, apakah yang lebih afdol berobat atau meninggalkannya karena tawakkal.
Dan diantara dalil yang memperjelas hal ini, ketika Allah mengharamkan bangkai, darah, daging babi dsb, Dia tidak menghalalkannya kecuali untuk orang yang terpaksa (mudltor) dengan syarat tidak berlebihan dan tidak dalam keadaan maksiyat, sebagaimana disebutkan dalam ayat : (( Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.)).<br />
<br />
Dan kita ketahui bahwa berobat tidaklah termasuk kategori terpaksa, sehingga tidak boleh berobat dengannya.
Adapun barang haram yang dibolehkan karena hajah ( kebutuhan )-maksudnya dibolehkan tidak hanya karena dlarurah ( keterpaksaan ) – seperti memakai sutera, telah disebutkan dalam hadits shahih bahwa Nabi memberikan rukhshah ( keringanan ) bagi Zubair bin ‘Awwam dan Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu ‘anhuma untuk memakai sutera karena gatal pada tubuh beliau berdua. Ini boleh menurut pendapat yang benar di kalangan ulama karena memakai sutera hanya diharamkan jika dalam keadaan tidak perlu.<br />
<br />
Karenanya dibolehkan untuk wanita mengingat kebutuhan mereka untuk berhias dengannya, dan dibolehkan bagi mereka untuk menutup aurat dengannya tanpa pengecualian. Demikian pula kebutuhan untuk berobat dengannya. Bahkan hal itu mestinya lebih dibolehkan lagi. Sutera diharamkan karena unsur berlebih-lebihan, pamer dan kesombongan. Unsur-unsur ini tidak ada ketika ada kebutuhan. Demikian pula boleh memakai sutera karena dingin, atau karena tak punya penutup aurat selain sutera.
[Majmu’ Fatawa 24/266-276].
<b> </b><br />
<br />
<b>Kesimpulan</b><br />
Keempat anakku hanya dua yang terakhir yang benar benar tidak tersentuh oleh vaksinasi, Alhamdulillah tidak juga memiliki perbedaan signifikan dari dua kakaknya yang terpapar vaksin. Tiada masalah kesehatan yang berarti yang pernah dialami. Bila menurut penulis buku Smart Patient batas seorang anak dikatakan memiliki imunitas yang kurang adalah apabila dalam satu tahun terserang sakit lebih dari dua belas kali, maka aku bersyukur seluruh anak-anakku hampir jarang sakit setiap bulannya sepanjang tahun. Allah masih melindungi kami, insyaAllah.
<br /><br />Semua yang kutulis diatas hanyalah opini, bukan karena merasa paling ahli atau mengetahui segalanya. Hanya saja definisi ahli yang tersemat indah dalam perintah Allah, “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” [QS. an-Nahl : 43] adalah mereka yang;<br />
<br />
a. Mengetahui dan menguasai bahasa arab sedalam-dalamnya<br />
b. Mengetahui dan menguasai ilmu ushul fiqh,<br />
c. Mengetahui dan menguasai dalil ‘aqli penyelaras dalil naqli terutama dalam masalah-masalah yaqiniyah qath’iyah.<br />
d. Mengetahui yang nasikh dan yang mansukh dan mengetahui asbab an-nuzul dan asbab al-wurud, mengetahui yang mutawatir dan yang ahad, baik dalam al-Quran maupun dalam as-Sunnah. Mengetahui yang sahih dan yang lainnya dan mengetahui para rawi as-Sunnah.<br />
e. Mengetahui ilmu-ilmu yang lainnya yang berhubungan dengan tata cara menggali hukum dari al-Quran dan as-Sunnah.<br />
<br />
Sedangkan diri ini tidak memiliki kemampuan, syarat dan sarana untuk menggali hukum-hukum dari al-Quran dan as-Sunnah dalam masalah-masalah ijtihadiyah padahal dia ingin menerima risalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara utuh dan kaffah, maka tidak ada jalan lain kecuali taqlid kepada mujtahid yang dapat dipertanggungjawabkan kemampuannya.
masichanghttp://www.blogger.com/profile/08139493970250987022noreply@blogger.com0