Bapak dan Rapot Anak



Saya mungkin termasuk salah satu bapak yang terang-terangan mengaku tidak setuju jika bapak-bapak diminta mengambil raport anak sendirian. Bukannya malas atau tidak peduli, tapi mari kita bicara jujur tentang pembagian peran dalam keluarga.


Rata-rata bapak, termasuk saya, seringkali merasa "asing" di hadapan deretan nilai akademis. Bagi kami, angka 80, 90, atau fluktuasi nilai matematika adalah domain ibunya. 


Mengapa? Karena ibulah yang biasanya mendampingi proses belajar harian, yang tahu perjuangan anak menghafal rumus, dan yang paling fasih memberikan apresiasi emosional atas pencapaian akademis tersebut.


Jika bapak dipaksa maju sendirian, percakapan dengan guru seringkali menjadi kaku karena fokus kami memang tidak di sana.


Bapak-bapak punya "radar" yang berbeda. Saat membuka buku raport, mata kami tidak mencari nilai Matematika atau Bahasa Inggris terlebih dahulu. Kami lebih tertarik pada catatan wali kelas mengenai:


Apakah anak saya menghargai waktu?

Apakah dia menyelesaikan apa yang dia mulai?

Sejauh mana dia bisa berdiri di atas kakinya sendiri tanpa harus terus dituntun?

Apakah dia memiliki integritas dalam bertindak?


Bagi seorang ayah, prestasi karakter jauh lebih krusial daripada sekadar prestasi nilai. Karakter adalah fondasi yang akan membuat seorang anak mampu bertahan hidup dan meneruskan jejak ayahnya di masa depan.


Membentuk mentalitas anak agar tangguh, jujur, dan mandiri adalah "urusan" bapak yang utama. Bapak mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia yang keras, bukan sekadar menghadapi ujian di kelas. 


Itulah sebabnya, mengambil raport idealnya dilakukan bersama-sama. Ibu memantau progres kognitifnya, sementara bapak memastikan "pilar-pilar" manusianya tetap tegak.


Jangan biarkan bapak sendirian di sekolah, karena saat ditanya guru tentang nilai, kami mungkin bingung. Tapi jika ditanya soal mentalitas anak, kami punya jawaban sepanjang hari.


0 komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan menuliskan segala sesuatu, maka sampaikan walau pahit. insyaALlah lain waktu saya akan berkunjung balik.